Binhad Nurrohmat
Kata kunci kehidupan kita saat-saat ini adalah Corona --
biang pandemi yang membuat warga sedunia merangkak dan runtuh kesombongannya
sebagai spesies paling berkuasa di planet ini. Dan kata kunci lainnya, tentu
Tuhan.
Belum bisa digambarkan kehidupan kita pasca Corona.,
Realitas kehidupan global setelah virus ini bisa "dijinakkan" masih
serupa dugaan jauh di depan. Bill Gates mengira pertengahan tahun 2021 vaksin
Corona jenis baru ini akan ditemukan.
Kata-kata bijak, petuah hebat, juga sains dan teknologi
produk sekian abad peradaban kita tak berdaya menghadapi Corona. Virus ini
membuat kita kalang-kabut dan meruntuhkan banyak pegangan kita. Kita berharap
kepada masker, sabun dan rebahan di rumah sebagai "juru selamat"
menghadapi pandemi global ini.
Tuhan kian populer di masa-masa bencana besar. Kian tak
berdaya manusia makin besar keyakinan kita kepada Tuhan. Keyakinan macam apa
ini sesungguhnya? Kekalahan menghadapi virus tak membuat kita nenjadi hamba
atau menuhankan virus, ternyata.
Wabah membuat kita makin menghargai kehidupan. Wabah
membuat kita makin lupa kepada sorga dan neraka. Wabah menjadikan kita kian
sadar kepada pentingnya keselamatan dan masa depan spesies kita.
Senjata paling canggih tak kuasa membela kita dari
infeksi Corona. Agamawan seperti penyambung lidah Tuhan. Doa menjadi kebutuhan
yang makin praktis. Seperti Godotnya Samuel Beckett, ilmuwan bertarung di
laboratorium membuat vaksin virus ini dan warga dunia hanya mampu
menunggu-nunggu hasilnya.
Tuhan dan vaksin menjadi harapan kita di musim wabah ini.
Makin sedikit hasrat kita: selamat. Kian sederhana keinginan kita: tidak
kelaparan. Kecemasan kita sama: mati terinfeksi atau kelaparan.
Keserakahan dan impian kita menjadi tidak rumit. Mungkin
Corona hadir agar manusia kian manusiawi, memurnikan kita dari kotoran-kotoran
yang mencemari kita sejak lama.
Terima kasih, Corona.
27 April 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar