Sabrank Suparno
Ibu kita Kartini. Apa kabarmu di alam Ruh? Aku berharap
Engkau dipadangkan jalan akhiratmu, dijembarkan ruang kuburmu, diampuni seluruh
kesalahanmu, diterima seluruh aktivitas baikmu dan dibaluri cahaya Muhammad
kita itu.
Ibu kita Kartini. Kini Indonesia berada pada titik tahun
2020. Aku kabarkan padamu Bu, bahwa Dunia dan Indonesia diterjang badai ganas
Covid-19. Lockdown. Simbol simbol capaian peradaban tinggi yang disepakati
semua manusia, lumpuh total. Dunia sungsang bagai matahari terbit dari barat.
Orang orang dan tempat mewah berbalik jadi benda dan tempat bibit pemusnah.
Manusia salah mengartikan surat suratmu Bu, bahwa peradaban tinggi itu berbudi
pekerti, menjaga martabat diri. Mereka manafsirkan bahwa peradaban tinggi itu
kemewahan, jabatan dan tempat tempat kunjungan.
Ibu kita Kartini. Saya tidak tau bagaimana kaum di
jamanmu yang melahirkan generasi berikutnya. Hingga tahun 2020 ini kaum mu
melahirkan anak anak generasi bangsa yang grudak gruduk jadi pendukung pilpres.
Mereka bertengkar habis soal calon yang diusungnya yakni anak Jokowi dan anak
Prabowo. Bahkan, parahnya, ketika pilpres sudah selesai, Nak Jokowi dan Nak
Prabowo duduk jadi satu, para pendukung masih saja ribut rebutan kentut.
Parahnya lagi Bu, sebagai sebuah martabat, era Covid yang memperihatinkan,
mustinya mereka bersatu, tetap saja ribut mempertahankan kubu.
Ibu kita Kartini di alam ruh. Dari Jombang aku kirim
surat keluh kesahku ini. Karena aku tak menemukan satupun manusia di Indonesia
yang adil dalam Ma'arifnya untuk menyelesaikan persoalan persoalan bangsa. Semua
manusia Indonesia hanya sibuk merebut diri mereka sendiri. Hanya membesarkan
jamaahnya sendiri.
Jombang 21 April 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar