BAYANG REFORMASI JIWA
Lautan materi mengajari diri
merenungi pengalaman diantara pegunungan
yang menjadi angan-angan sampai sekarang
Betapa kelam warna jiwa ini, dulu
setelah jatuh kedalam jurang
Duh betapa salahnya
raga ini telah berada di goa penuh murkaNya
yang gelap penuh perangkap
Namun bersyukur
masih sempat teringat sejarahku
melewati lembah duri yang sakiti diri
menuju penjuru pelangi
ingatan inilah pengingat untuk bertaubat
Supaya jiwa segera membuka jerat ingatan
inilah yang menyadarkan diri dari lalai
Menciptakan sebuah renung penyesalan di setiap fi’li
ku coba menembus ketakutan
menebus kesalahan
untuk menghembus nafas taubat
dengan berjalan ke alam damai
mencari reformasi jiwa yang terbengkalai
menuju cahaya di mulut goa
mencari penerangan untuk menyumbat tempat cela
menghapus dosa, untuk mereformasi jiwa
Bertaubat padaNya.
DEMI CINTA
Jikalau kau entahi cinta ini
Dengan tanya mana bukti
Namun kau taruh cintamu di langit tertiggi
Ku akan terbang mengambil bayang-bayang damai
Yang melayang terbentang dalam mimpi
Di bimasakti yang sepi
Meski ku kan sukar menggapai tuk cari cintamu
Jikalau kau entahi cinta ini
Dengan tanya mana bukti
Namun kau taruh cintamu di laut lepas
Ku akan menyelam dalam-dalam di lautan luas
Berenang datang di tempat tanpa alas
Di tengah laut tanpa ada gas
Meski ku kan sukar bernafas,
ini demi cinta yang telah membekas
Jika kau entahi cinta ini
Dengan tanya mana bukti
Namun kau taruh cintamu di dasar bumi
Ku akan menggali sampai ke inti
Dengan harapan intan pengalaman penelitian berbudi
Sebagai tanda pengorbanan abdi
Meski ku kan sukar masuk bumi, tuk temukan cintamu
Semua sukar kan kulalui demi cinta.
DIRIKU DAN DIRIMU
Belum kenal, namamu banyak kudengar dan kuucap
Belum ketemu, wajahmu sudah terenung dipikiran dan tertancap
Belum cinta, diriku sudah berharap
Segalanya ada secara tiba-tiba
Dari awal, ku sudah terpesona
Dari ucapan, dirimu ku puja
Dari pertemuan, ku berkata tentang rasa
Dari pengorbanan, ku buktikan ungkapan cinta
Segala ada tanpa hirau waktu, tiba-tiba ada
Matamu memandangku, hatiku berdebar-debar
Cinta kau utarakan, rasa senang menyebar
Tanganku kau pegang, tubuhku gemetar
Bapakmu datang, bubarr.....!!
SETETAS EMBUN CINTA
Suci
Bersih
Nan alami
Menjatuhi
Bunga melati yang tumbuh
Dalam hati ini
Setiap pagi pertemuan
Menyejukkan perasaan
Membasahi
Daun-daun sukma jiwa
Dengan tanpa henti
Hingga siang perpisahan tiba
Sejuk
Segar
Saat kau sentuh
Saat kau jatuh ke tubuh.
LILIN KEMARIN
Lambaian sapaan ke atas
Bergemulai mendamai hati
Kerelaan ketetapan abdi
Membuat tangismu habis
Mewujudkan bayang dengan tiadakan ragamu sendiri
Meluluh tubuh sendiri
Menghapus kelam malam
Bulatkan suasana samar beredar
Mengupas titik gelap yang bebas
Tampakkan cahaya dalam malam
Yang mesrah, mendesah arah pikiran
Nyala lilin di tengah gelap
Kesetiaan penerangan yang tiada harap balas
Mencerai berai rayap gelap
bersama sinar sabar rembulan
Membantu indra utuh menatap
Menghadap pada segi-segi tetap
Menemani diri di sunyi, kemarin.
HMM
Hmm...
Mulut tertutup melebar
Degum senyum keluar
Melintang seperti garis bujur
Di dalam diam syukur
Melihat ceria disana, memanggil
Menarik bayangan ikut serta
Begitulah gerak itu mengertak
Menyentuh rangsangan otak kanan
Memukul mulut merangkul aura
Memikul sudut riang yang terhanyut
Di susul usul yang tertahan
Entah ada dimana
Di dalam genggam atau di bawah jeram
Terbelit sulit merubahn senyum bisu
Yang diam tanpa merubah kata
Tak wujudkan menarik raga
Begitu hentikan bayangan hampa
KATA-KATA BUATKU
Pagi, siang, sore, malam
Menjadi saksi kelam
Yang tertutup sayap kegembiraan
Menghilang begitu saja di depan mata
Yang seharusnya ada, menjadi tiada
Karna yang ada tertimbun daun kerang busuk
Firasat mutiara-mutiara yang dilindungi
Hanyalah logika yang tersesat
Sehingga semua kata yang datang
Seperti cahaya di antara bayang-bayang
Selalu meragu hanya bagiku, yang tahu
Dan anggapmu selalu keliru
Kata-kata indah, buatku malu
Semua kira, madu diriku
Hingga orang ini seperti musnah
Kata-kata pujian, buatku ketakutan
Gerak rusak ini bagi kalian hiburan
Padahal sesalku telah perlihatkan
Semua berubah setelah cahaya menghilang bersama bayangannya
Kata-kata kasar, buatku sadar
Ikhtiar tanpa nalar ini
Akarnya menjalar keluar
Kata-kata kecewa, buatku besalah
Sangka-sangka menopang murka
Adalah suara payah kepercayaan
Segala kira, yang seperti hiburan
Melayang terbang menghilang
===========
M. BADRUS ALWI adalah siswa MA AL-ANWAR Paculgowang. Santri Pondok Pesantren AL-ANWAR Paculgowang, lahir di Sumobito Jombang.
Lautan materi mengajari diri
merenungi pengalaman diantara pegunungan
yang menjadi angan-angan sampai sekarang
Betapa kelam warna jiwa ini, dulu
setelah jatuh kedalam jurang
Duh betapa salahnya
raga ini telah berada di goa penuh murkaNya
yang gelap penuh perangkap
Namun bersyukur
masih sempat teringat sejarahku
melewati lembah duri yang sakiti diri
menuju penjuru pelangi
ingatan inilah pengingat untuk bertaubat
Supaya jiwa segera membuka jerat ingatan
inilah yang menyadarkan diri dari lalai
Menciptakan sebuah renung penyesalan di setiap fi’li
ku coba menembus ketakutan
menebus kesalahan
untuk menghembus nafas taubat
dengan berjalan ke alam damai
mencari reformasi jiwa yang terbengkalai
menuju cahaya di mulut goa
mencari penerangan untuk menyumbat tempat cela
menghapus dosa, untuk mereformasi jiwa
Bertaubat padaNya.
DEMI CINTA
Jikalau kau entahi cinta ini
Dengan tanya mana bukti
Namun kau taruh cintamu di langit tertiggi
Ku akan terbang mengambil bayang-bayang damai
Yang melayang terbentang dalam mimpi
Di bimasakti yang sepi
Meski ku kan sukar menggapai tuk cari cintamu
Jikalau kau entahi cinta ini
Dengan tanya mana bukti
Namun kau taruh cintamu di laut lepas
Ku akan menyelam dalam-dalam di lautan luas
Berenang datang di tempat tanpa alas
Di tengah laut tanpa ada gas
Meski ku kan sukar bernafas,
ini demi cinta yang telah membekas
Jika kau entahi cinta ini
Dengan tanya mana bukti
Namun kau taruh cintamu di dasar bumi
Ku akan menggali sampai ke inti
Dengan harapan intan pengalaman penelitian berbudi
Sebagai tanda pengorbanan abdi
Meski ku kan sukar masuk bumi, tuk temukan cintamu
Semua sukar kan kulalui demi cinta.
DIRIKU DAN DIRIMU
Belum kenal, namamu banyak kudengar dan kuucap
Belum ketemu, wajahmu sudah terenung dipikiran dan tertancap
Belum cinta, diriku sudah berharap
Segalanya ada secara tiba-tiba
Dari awal, ku sudah terpesona
Dari ucapan, dirimu ku puja
Dari pertemuan, ku berkata tentang rasa
Dari pengorbanan, ku buktikan ungkapan cinta
Segala ada tanpa hirau waktu, tiba-tiba ada
Matamu memandangku, hatiku berdebar-debar
Cinta kau utarakan, rasa senang menyebar
Tanganku kau pegang, tubuhku gemetar
Bapakmu datang, bubarr.....!!
SETETAS EMBUN CINTA
Suci
Bersih
Nan alami
Menjatuhi
Bunga melati yang tumbuh
Dalam hati ini
Setiap pagi pertemuan
Menyejukkan perasaan
Membasahi
Daun-daun sukma jiwa
Dengan tanpa henti
Hingga siang perpisahan tiba
Sejuk
Segar
Saat kau sentuh
Saat kau jatuh ke tubuh.
LILIN KEMARIN
Lambaian sapaan ke atas
Bergemulai mendamai hati
Kerelaan ketetapan abdi
Membuat tangismu habis
Mewujudkan bayang dengan tiadakan ragamu sendiri
Meluluh tubuh sendiri
Menghapus kelam malam
Bulatkan suasana samar beredar
Mengupas titik gelap yang bebas
Tampakkan cahaya dalam malam
Yang mesrah, mendesah arah pikiran
Nyala lilin di tengah gelap
Kesetiaan penerangan yang tiada harap balas
Mencerai berai rayap gelap
bersama sinar sabar rembulan
Membantu indra utuh menatap
Menghadap pada segi-segi tetap
Menemani diri di sunyi, kemarin.
HMM
Hmm...
Mulut tertutup melebar
Degum senyum keluar
Melintang seperti garis bujur
Di dalam diam syukur
Melihat ceria disana, memanggil
Menarik bayangan ikut serta
Begitulah gerak itu mengertak
Menyentuh rangsangan otak kanan
Memukul mulut merangkul aura
Memikul sudut riang yang terhanyut
Di susul usul yang tertahan
Entah ada dimana
Di dalam genggam atau di bawah jeram
Terbelit sulit merubahn senyum bisu
Yang diam tanpa merubah kata
Tak wujudkan menarik raga
Begitu hentikan bayangan hampa
KATA-KATA BUATKU
Pagi, siang, sore, malam
Menjadi saksi kelam
Yang tertutup sayap kegembiraan
Menghilang begitu saja di depan mata
Yang seharusnya ada, menjadi tiada
Karna yang ada tertimbun daun kerang busuk
Firasat mutiara-mutiara yang dilindungi
Hanyalah logika yang tersesat
Sehingga semua kata yang datang
Seperti cahaya di antara bayang-bayang
Selalu meragu hanya bagiku, yang tahu
Dan anggapmu selalu keliru
Kata-kata indah, buatku malu
Semua kira, madu diriku
Hingga orang ini seperti musnah
Kata-kata pujian, buatku ketakutan
Gerak rusak ini bagi kalian hiburan
Padahal sesalku telah perlihatkan
Semua berubah setelah cahaya menghilang bersama bayangannya
Kata-kata kasar, buatku sadar
Ikhtiar tanpa nalar ini
Akarnya menjalar keluar
Kata-kata kecewa, buatku besalah
Sangka-sangka menopang murka
Adalah suara payah kepercayaan
Segala kira, yang seperti hiburan
Melayang terbang menghilang
===========
M. BADRUS ALWI adalah siswa MA AL-ANWAR Paculgowang. Santri Pondok Pesantren AL-ANWAR Paculgowang, lahir di Sumobito Jombang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar