Minggu, 17 Oktober 2010

Lebih Dekat dengan Bustanul Arifin: Penulis buku Mutiara indah dari Paculgowang

Siti Sa'adah

“Pena yang usang lebih berharga dari ingatan yang tajam”

Siang tidak terlalu terik, minggu, 9 Mei 2010 saya menginjak halaman kantor madrasah diniyah Tarbiyatunnasyiin Paculgowang untuk bertemu Bustanul Arifin dengan maksud wawancara ringan mengenai kiprahnya di dunia kepenulisan yang relatif masih asing bin langka di lingkungan Paculgowang.

Begitu bertemu, ternyata kami sudah saling mengenal, hanya saja selama ini belum tahu nama satu sama lain. Kang Arifin yang lahir di Lampung, 21 April 1983 ini mahasiswa Ma’had Aly Tebuireng semester lima dan mengajar di madrasah Tarbiyatunnasyiin tempatnya mondok dan di MTs-MA Terpadu AL-Munawaroh Ngemplak Ngudirejo.

Bagi yang sudah membaca bukunya, pasti sudah tahu kalau buku itu berisi mauidhoh romo kyai Abdul Aziz yang disampaikan dalam kuliah subuh setiap Jum’at Legi. Dalam kuliah itu biasanya romo kyai mengangkat sebuah tema, menulis sebuah maqolah atau hadits yang berhubungan dengan tema tersebut, kemudian menjelaskannya dan seringkali diselingi dengan kisah berhikmah.

Kebiasaan kang Arifin adalah mencatat keterangan yang disampaikan bahkan jika memungkinkan merekamnya. Bertahun-tahun mengikuti kuliah subuh, sampai akhirnya tergerak untuk mendokumentasikan catatan tersebut menjadi sebuah buku, jika ada yang kurang dia meminjam catatan santri lain, kemudian mencocokkannya.

Di tengah proses penyusunan, tekatnya lebih kuat saat ada teman alumni yang dulu dijuluki Towil bertandang ke pondok dan menanyakan apakah ada karya dari pondok untuk di bawa pulang dan bisa dijadikan kenang-kenangan, saat itu memang belum ada, dan masih menjadi rahasia bahwa kang Arifin sedang menyusun sebuah buku. Semangatnya terlecut untuk segera merampungkan buku dan proses itu tidak lepas dari bimbingan gurunya yaitu Sayubi Alwi, teman-teman di pondok Paculgowang, Fathurrohman Karyadi dari majalah Tebuireng, serta nasehat romo kyai sendiri. Sehingga buku ini tidak terbit begitu saja, tetapi dengan keberanian untuk memulai, tekat yang kuat. Pergaulannya dengan teman-teman di Tebuireng yang juga penulis serta kegemarannya membaca sangat berpengaruh, terlebih buku-buku karya KH. Musthafa Bisri dari Rembang atau yang biasa dipanggil Gus Mus. Menurutnya tulisan Gus Mus itu sederhana tetapi mengena, tidak seperti tulisan para doktor yang njelimet.

Selama proses penulisan tidak jarang kang Arifin merasa buntu atau menthok, kesulitan untuk meneruskan tulisan yang masih ditengah jalan. Jika dihadang kendala seperti itu biasanya dia membaca buku yang mendukung topik yang sedang digarapnya, begitu dirasa dapat suntikan semangat dan ide, menulis dilanjutkannya kembali.

Menulis memang merupakan perbuatan terpuji dengan maksud mengikat ilmu (mukhafadhotul ilmi) dengan tulisan, yup! Adik-adik yang di ingat bisa terlupa namun yang tertulis bisa abadi dan dibaca orang banyak. Kalimatnya yang berkesan adalah penulis sehari-harinya mencari inspirasi, begitu sudah menetapkan tema atau judul, pikirannya akan terus berkelayapan serta nalarnya dikembangkan untuk mengulas tema tersebut.

Menurut kang Arifin, sebenarnya pondok khususnya di Paculgowang memiliki begitu banyak bahan untuk ditulis, karena begitu banyak ilmu yang ada, hanya saja belum ada keberanian untuk memulai, karena memang kepenulisan disini masih langka, perlu juga bimbingan tehnik menulis sehingga bisa mempermudah penuangan ide ke dalam tulisan.

Langkah berani kang Arifin memang pantas diacungi jempol, semoga bisa mendobrak keberanian dan kreatifitas kita dalam menulis, tidak hanya di ponpes tempatnya mondok tetapi juga siswa/I dan satri Al-Anwar. Disela-sela waktu mengajar dan kuliah serta mondok, dia terus berjuang menulis. Dia termotivasi oleh ulama besar, dimana dia bisa belajar dan mendapat ilmu melalui karya-karya mereka.

Saat ini dia sedang menyiapkan edisi revisi buku Mutiara Indah dari Paculgowang dari sebelas bab menjadi tujuh belas bab, dan buku ke-2 berumbul Bingkisan Mungil untukmu berisi mauidloh pernikahan yang disampaikan kyai Aziz dan direkamnya selama mengikuti beberapa pernikahan teman alumni.
Semoga catatan kecil ini bermanfaat dan menginspirasi.

Catatan: Tulisan kecil ini dikutip dari mading Perpustakaan MTs-MA AL-ANWAR Paculgowang Edisi Perdana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A. Azis Masyhuri A. Jabbar Hubbi A. Muttaqin A. Rego S. Ilalang A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.S Laksana A’Syam Chandra Manthiek Aang Fatihul Islam Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Aditya Ardi Nugroho Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Mulyadi Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Sulton Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Idris Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Ali Rif’an Amien Kamil Andhi Setyo Wibowo Andry Deblenk Anggi Putri Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Arie MP Tamba Arisyntya Hidayah Artikel Ary Nugraheni Asarpin Ayu Nuzul Balada Beni Setia Benny Benke Berita Binhad Nurrohmat Budaya Bung Tomo Bustanul Arifin Catatan Catullus Cerbung Cerkak Cerpen Chamim Kohari Choirul Cucuk Espe Dami N. Toda Daru Pamungkas Denny JA Denny Mizhar Devi M. Lestari Dhenok Kristianti Dian DJ Dian Sukarno Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Saryono Dody Yan Masfa Donny Darmawan Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Permadi Emha Ainun Nadjib Endah Wahyuningsih Esai Esti Nuryani Kasam Eva Dwi Kurniawan Evan Gunanzar Fahrudin Nasrulloh Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Fanani Rahman Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathoni Mahsun Fathurrahman Karyadi Fathurrochman Karyadi Fathurrozak Felix K. Nesi Forum Sastra Jombang Galuh Tulus Utama Gandis Uka Geguritan Gol A Gong Gombloh (1948 – 1988) Grathia Pitaloka Gus Noy Gusti Eka Hadi Napster Hadi Sutarno Halim HD Hamka Hamzah Tualeka Zn Hardy Hermawan Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Husnul Khotimah Ignas Kleden Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imas Senopati Indria Pamuhapsari Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. J Anto Jamal Ma’mur Asmani John H. McGlynn Jombangan Junaedi Kalis Mardiasih Kardono Setyorakhmadi Kasnadi Kemah Budaya Panturan (KBP) KetemuBuku Jombang Ki Ompong Sudarsono Kiki Mikail Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Latief Noor Rochmans Liestyo Ambarwati Khohar M Rizqi Azmi M. Aan Mansyur M. Abror Rosyidin M. Badrus Alwi M. Lutfi M. Shoim Anwar Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Mardiansyah Triraharjo Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Marjohan Massayu Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Mh Zaelani Tammaka Miftachur Rozak Muhamad Taslim Dalma Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Antakusuma Muhammad Muhibbuddin Muhammad Yasir Mukadi Mukani Munawir Aziz Musfeptial Musa Nawa Tunggal Nawangsari Niduparas Erlang Nikita Mirzani Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nur Chasanah Nurel Javissyarqi Ocehan Oei Hiem Hwie Oka Rusmini Opini Padhang Mbulan Paguyuban Ludruk Karya Budaya Mojokerto Parimono V / 40 Plandi Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Gus Dur Prosa Puisi Purwanto Putu Wijaya R Giryadi Raedu Basha Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rama Prambudhi Dikimara Ramadhan Al-yafi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Resensi Reyhan Arif Pambudi Ribut Wijoto Robin Al Kautsar Rodli TL Rony Agustinus Rudi Haryatno Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Arimba S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Samsudin Adlawi Sasti Gotama Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Selendang Sulaiman Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Silka Yuanti Draditaswari Siti Sa'adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sugito Ha Es Suharsono Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad T Agus Khaidir Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Eska Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tri Wahyu Utami Ulfatul Muhsinah (Oshin) Umar Fauzi Ballah Universitas Jember Virdika Rizky Utama Vyan Tashwirul Afkar W.S. Rendra Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Wong Wing King Yanuar Yachya Yudhistira Massardi Yusuf Suharto Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar