KESEDIHAN DALAM BERSAMA
Canda, tawa, senang, susah, tangis semua menyatu
Dalam diri ini, saat aku mulai mengerti apa arti kebersamaan
Namun, getar hati ini
Getar jiwa ini
Getar diri ini
Membawaku dalam kehancuran, kesengsaraan, serta kesedihan yang mendalam.
Lisan demi lisan telah ku dengar
Perbuatan demi perbuatan telah ku terima
Caci dan maki telah menyatu dalam diri ini
Seakan-akan tak ada insan yang mengerti
Apa yang dialami diri ini
Aku hanya bisa berharap kepada sang Khaliq
Agar di bukakan hatiku untuk para insan yang baik.
MASA LALU
Berat… hidup ini ku jalani
Sukar… jalan ini ku lewati
Hujan mengguyur rerumputan
Seakan-akan air mata yang jatuh menjadi lautan
Bayang-bayang pikiran mulai terlukiskan
Apa yang kini telah ku rasakan
Tlah ku lihat dalam sebuah kenangan
Hati yang tak pernah lepas dari penderitaan.
Masa lalu…masa lalu hanya masa lalu
Yang kini membelenggu di benakku
Sebuah lisan pahit yang dulu ku rasakan
Membuat hati ini menjerit kesakitan
Tuhan…bantu aku untuk melupakan
Apa yang dulu ku rasakan
Ku ingin nikmati dunia
Dengan penuh kesenangan
Tanpa ada kesengsaraan
AYAT-AYAT TERAKHIR
Ku lantunkan ayat-ayat suci
Ku ucapkan kata-kata tasbih
Ku pejamkan mata saat ku mulai mengerti
Makna demi makna telah ku tafsir
Qoidah demi qoidah telah ku pelajari
Namun apa arti semua itu?
Waktu akan berlalu
Malaikatmu akan menjemputku
Kan ku bawa cinta kasih serta iman ku
Untuk memenuhi panggilanmu
Akankah dunia akan berakhir
Hingga nanti ku sendiri
Di tempat yang pasti.
RENUNGAN MALAM
Terduduk, membisu dan hanya bisa diam
Derasnya air mata yang terjatuh bagaikan derasnya
hujan yang terjatuh di malam itu.
Aku pandangi langit dengan penuh perasaan
Bulan mulai bersinar terang seakan-akan
mengerti apa yagn diri ini rasakan
Aku mencoba untuk mengingat,
Aku mencoba untuk mengutarakan,
Aku mencoba untuk menanyakan
Tapi apa daya, aku hanya insan yang tak dapat berkata
Ataupun berbuat apa-apa yang hanya bisa terbaring
Di suatu tempat dan mengucapkan afwan…
MALAIKAT CINTA
Langit-langit terlihat indah
Disaat butiran bintang bersinar terang
Sebuah senyuman telah aku dapatkan
Ketika ia datang membawa perdamaian
Selembar kertas telah menjadi saksi
Dengan apa yang akan terjadi
Dua insan yang saling memiliki
Membuat diri ini tak mengerti
Seorang malaikat yang membawa cinta ini
Kini menjauh pergi tanpa ada jejak kaki
Seorang malaikat yang diri ini pernah cintai
Telah tiada untuk sekian kali
Tuhan…tak kuasa diri ini untuk menemui
Derai tangis terus mengalir membasahi pipi
Impian ku kini tlah berakhir
Walau nanti diri ini tak dapat memiliki
Malaikat…cinta…
CAHAYA CINTA YANG KEMBALI
Danau-danau terlihat bening
Burung-burung mulai bernyanyi
Ku dayung perahu ini sampai menepi
Walau diri ini lelah dan letih
Dari jauh aku lihat sebuah lambaian
Dari jauh ku lihat sebuah teriakan
Ku tutup mata ini rapat-rapat saat ku mulai mengerti
Aku buka mata ini saat aku mulai yakin
Tak kuat diri ini menahan tangis
Melihat sebuah cahaya yang dulu menghilang kini telah kembali
Langkah demi langkah telah ia lewati
Angin-angin yang berhembus tlah menjadi saksi
Diri ini bisa mengatakan
Semoga takdir mempersatukan kami.
*) Husnul Khotimah, siswi kelas IX MTs Al-Anwar Paculgowang Diwek Jombang.
Santri di Pondok Pesantren Putri Al-Khodijiyyah. Alamat; Penjaringan Jakarta Utara.
Canda, tawa, senang, susah, tangis semua menyatu
Dalam diri ini, saat aku mulai mengerti apa arti kebersamaan
Namun, getar hati ini
Getar jiwa ini
Getar diri ini
Membawaku dalam kehancuran, kesengsaraan, serta kesedihan yang mendalam.
Lisan demi lisan telah ku dengar
Perbuatan demi perbuatan telah ku terima
Caci dan maki telah menyatu dalam diri ini
Seakan-akan tak ada insan yang mengerti
Apa yang dialami diri ini
Aku hanya bisa berharap kepada sang Khaliq
Agar di bukakan hatiku untuk para insan yang baik.
MASA LALU
Berat… hidup ini ku jalani
Sukar… jalan ini ku lewati
Hujan mengguyur rerumputan
Seakan-akan air mata yang jatuh menjadi lautan
Bayang-bayang pikiran mulai terlukiskan
Apa yang kini telah ku rasakan
Tlah ku lihat dalam sebuah kenangan
Hati yang tak pernah lepas dari penderitaan.
Masa lalu…masa lalu hanya masa lalu
Yang kini membelenggu di benakku
Sebuah lisan pahit yang dulu ku rasakan
Membuat hati ini menjerit kesakitan
Tuhan…bantu aku untuk melupakan
Apa yang dulu ku rasakan
Ku ingin nikmati dunia
Dengan penuh kesenangan
Tanpa ada kesengsaraan
AYAT-AYAT TERAKHIR
Ku lantunkan ayat-ayat suci
Ku ucapkan kata-kata tasbih
Ku pejamkan mata saat ku mulai mengerti
Makna demi makna telah ku tafsir
Qoidah demi qoidah telah ku pelajari
Namun apa arti semua itu?
Waktu akan berlalu
Malaikatmu akan menjemputku
Kan ku bawa cinta kasih serta iman ku
Untuk memenuhi panggilanmu
Akankah dunia akan berakhir
Hingga nanti ku sendiri
Di tempat yang pasti.
RENUNGAN MALAM
Terduduk, membisu dan hanya bisa diam
Derasnya air mata yang terjatuh bagaikan derasnya
hujan yang terjatuh di malam itu.
Aku pandangi langit dengan penuh perasaan
Bulan mulai bersinar terang seakan-akan
mengerti apa yagn diri ini rasakan
Aku mencoba untuk mengingat,
Aku mencoba untuk mengutarakan,
Aku mencoba untuk menanyakan
Tapi apa daya, aku hanya insan yang tak dapat berkata
Ataupun berbuat apa-apa yang hanya bisa terbaring
Di suatu tempat dan mengucapkan afwan…
MALAIKAT CINTA
Langit-langit terlihat indah
Disaat butiran bintang bersinar terang
Sebuah senyuman telah aku dapatkan
Ketika ia datang membawa perdamaian
Selembar kertas telah menjadi saksi
Dengan apa yang akan terjadi
Dua insan yang saling memiliki
Membuat diri ini tak mengerti
Seorang malaikat yang membawa cinta ini
Kini menjauh pergi tanpa ada jejak kaki
Seorang malaikat yang diri ini pernah cintai
Telah tiada untuk sekian kali
Tuhan…tak kuasa diri ini untuk menemui
Derai tangis terus mengalir membasahi pipi
Impian ku kini tlah berakhir
Walau nanti diri ini tak dapat memiliki
Malaikat…cinta…
CAHAYA CINTA YANG KEMBALI
Danau-danau terlihat bening
Burung-burung mulai bernyanyi
Ku dayung perahu ini sampai menepi
Walau diri ini lelah dan letih
Dari jauh aku lihat sebuah lambaian
Dari jauh ku lihat sebuah teriakan
Ku tutup mata ini rapat-rapat saat ku mulai mengerti
Aku buka mata ini saat aku mulai yakin
Tak kuat diri ini menahan tangis
Melihat sebuah cahaya yang dulu menghilang kini telah kembali
Langkah demi langkah telah ia lewati
Angin-angin yang berhembus tlah menjadi saksi
Diri ini bisa mengatakan
Semoga takdir mempersatukan kami.
*) Husnul Khotimah, siswi kelas IX MTs Al-Anwar Paculgowang Diwek Jombang.
Santri di Pondok Pesantren Putri Al-Khodijiyyah. Alamat; Penjaringan Jakarta Utara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar