Satu lagi keunikan yang digebyakkan oleh Jama’ah Ma’iyah. Keunikan yang selalu muncul mendudul kelayakan sejarah.Yakni sebuah kreatifitas yang merujuk balik dari ide-ide nyeleneh yang seolah menjadi ciri khas gerakan Ma’iyah . Keunikan nyeleneh inilah yang selalu ditunggu Jama’ah Ma’iyah dan para pengincarnya. Mungkin dari sekian banyak ide kreatif yang telah tertuang, hal-hal semacam inilah yang membedakan antara model forum yang dipakai Jama’ah Ma’iyah dengan forum-forum lain di Indonesia.
Dalam Jama’ah Ma’iyah, kreasi yang tertuang bukanlah sekedar tak beralasan. Ide yang dilahirkan selalu dan terbukti syarat dengan muatan setangkup makna. Mereka terus menggebyarkan tingkatan nilai peradaban umat manusia yang pada akhirnya mesti menjadi acuhan serap anak-anak zaman dalam berkompetensi berkebudayaan.
Sebagai gerakan besar di Indonesia dan Dunia, Jama’ah Ma’iyah selalu aktif melakukan explorasi berbagai bidang. Mereka jeli mengotak-atik mode desain baru untuk menyibak garda terdepan formulasi peradaban yang berorientasi pada ketepatan cara berfikir, baik dan indah. Explorasi ini bermula dari cita-cita panjang tentang adanya tampilan mutu yang lebih baik dan terus menerus menigkat. Keinginan yang menggelegak, muncerat dari rasa ketidak puasan terhadap kebobrokan nilai peradaban yang ada. Dimana kita semua mengetahui bahwa sekarang ini kita berada dalam kerangkeng sejarah umat manusia, yang cuma piawai dengan tingkah menjenuhkan, membosankan, mandeg, baku, basi, absurtd, tipikal dan terasa berulang-ulang itu itu saja.
Tentunya ada tendensi di balik explorasi para pelaku Jama’ah Ma’iyah.Kita berharap sangat, hasil explorasi ini dapat berfungsi optimal bagi Jama’ah khususnya. Explorasi ini diharapkan terbentuk sebuah wadah yang layak huni untuk berkreasi. Dengan wadah ini, Jama’ah Ma’iyah mampu merepresentasikan gumpalan kegelisahan lama yang bersemayam, berkecamuk dan mengeram raung dalam kerajaan gagasan. Ide-ide jenial yang lahir dari kesadaran bahwa setiap gagasan tidak boleh terpenjara. Setiap gagasan berhak melata dan menjawili denyar pikiran dan denyut jantung. Untuk sebuah kebaikan tentu tidak dilarang untuk sekedar berpelaku megap-megap, melunjak-lunjak berlompatan sebagai rasa syukur kepada Alloh agar kita tetap bersemangat menyumberkan daya cuat yang hebat.
Sehubungan dengan ini semua pada tanggal 30 dan 31 Desember 2009 lalu, atas ide Emha Aiun Nadjib di komunitas besar Jama’ah Ma’iyah mengadakan tasyakuran tutup dan buka tahun. Cak Nun mengajak Jama’ah Ma’iyah se-nusantara untuk memaknai sekaligus menggalih lebih dari dan menuju ruang hidup yang lebih bermutu, progresif, dan refolusioner. Acara ini dimaksudkan agar seluruh jaringan Jama’ah Ma’iyah, baik yang tergabung di Jama’ah Padhang Mbulan (Jombang). Bang-bang Wetan (Surabaya) Obor Ilahi (Malang), Mancapat Syafa’at (Yogyakarta) Gambang Syafa’at (Semarang), Kenduri Cinta (Jakarta) dan Paparandang Ate Banjarmasin, agar benar-benar utuh merasa menjadi satu gerakan. Komunitas yang satu dengan lainnya merasa saling memiliki dan dimiliki.
Acara yang bertujuan menyatukan Jama’ah itu dilaksanakan di pusat poros rahim ibu Ma’iyah.Yakni di tanah kelahiran Emha Ainun Nadjib, Desa Menturo Sumobito Jombang. Seraya acara ini didesain panggung pentas anak negeri. Atas saran Cak Nun, acara tersebut diawali dengan sholat ghoib terlebih dahulu. Sebab beberapa saat sebelum acara dimulai terdengar kabar wafatnya KH. Abdurrahman Wahid. Hal yang sama juga pernah diinstruksikan Cak Nun perihal sholat ghoib yang juga bertepatan dengan acara padhang mbulan saat wafatnya WS. Rendra.
Hadir lengkap dalam acara tersebut musisi yang kerap mengusung nilai profaitik yang sudah melanglangbuana ke penjuru dunia. Kelompok Gamelan Kyai Kanjeng, Novia Kolopaking, serta artis barisan muda Ma’iyah Letto, Lima tamu jama’ah maiyah dari negara Sudan dan empat jama’ah maiyah dari Amerika.Tampak hadir juga Ian Leonard Betts berasal dari negara Jerman, yang kini sudah mendirikan Emha Center. Dalam acara ini Jama’ah juga diharapkan menggali lebih serius dari berbagai tim perumus gerakan masa depan Ma’iyah. Tim yang meletakkan dasar-dasar pemikiran bagi gerakan Ma’iyah.
Berikut ini penulis sertakan beberapa point draf pemikiran hasil ekplorasi yang akan dikembangkan dalam gerakan Maiyah.Pemikiran ini disampaikan Emha Ainun Nadjib (salah satu jama’ah maiyah) dalam kapabilitasnya sebagai tokoh intelektual muslim yang dijuluki tiga macan dari Jombang (alm KH Abdurrahman Wahid, alm Prof. DR. Nurkholis Madjid, Emha Ainun Nadjib). Adapun beberapa draf konsesi terbaru yang diluncurkan Cak Nun tertanda ditulis pada tanggal 25 Desember 2009 sebagai berikut :
* Maiyah bukan karya saya, bukan ajaran saya dan bukan milik saya.
* Orang-orang Maiyah bukan santri saya, bukan murid saya, bukan anak buah, makmum, jama’ah atau ummat saya.
* Saya tidak boleh lebih dikenal oleh siapapun melebihi pengenalannya kepada Nabi, apalagi Tuhan.
* Maiyah itu sama sekali bukan Agama, apalagi Agama baru, serta tidak pernah saya maksudkan sebagai suatu aliran teologi atau madzhab.
* Maiyah tidak pernah saya niati untuk menjadi kelompok thariqat, sekte peribadatan, apalagi organisasi massa, terlebih lembaga politik atau jenis institusi sosial apapun.
* Di dalam diri saya, Maiyah saya niati menjauh dari mempersaingkan diri dengan gerakan sosial, kemanusiaan, intelektual atau spiritual apapun, tidak merebut apapun dan tidak berkehendak menguasai apapun di dalam kehidupan bermasyarakat atau bernegara.
* Metode Maiyah yang paling prinsipil untuk menempuh jalan keabadian adalah selalu memastikan setiap urusan agar berpihak, memasuki dan bergabung di dalam kesejatian. Cara yang dialektis untuk memahami kesejatian adalah mencari perbedaannya, jaraknya, intervalnya, dengan kepalsuan.
* Bagi para pembelajar jagat jasad, ilmu fisika, matematika, biologi, kimia, sampai ke ilmu-ilmu murni, termasuk para pembelajar ruh, sifat, dzat, hingga DNA proton electron neotron, fermion, bozon, quart dst insyaAllah terkuak semakin benderang di pandangnya interval antara kesejatian dengan kepalsuan.
* Tidak ada apapun, makhluk hidup atau makhluk tidak hidup jasad dan jiwa, benda dan peristiwa, kwantitas dan kwalitas, hutan atau taman, nomaden atau kapitalisme, koteka atau demokrasi, apapun saja siapapun saja, yang berada di luar wilayah akselerasi replikasi dari Allah, yang pada akhirnya juga tak menemukan ruang dan waktu, atau yang non-ruang dan non waktu,yang tak tiba kembali di pangkuan Tuhan.
* Peradaban ummat manusia ini sampai ke apapun, siapapun, di manapun, kemanapun, kapanpun, dan bagaimanapun, tidak merdeka dari gagasan Allah, ide-Nya, aspirasi-Nya, model-Nya, replika-Nya, prototype-Nya, nuansa-Nya, sebab memang hanya Ia satu-satunya Yang Maha Sejati dan Maha Abadi.
* Orang-orang Maiyah menemukan bahwa kehidupan ummat manusia itu sangat mengalami kegagalan replikasi dari Tuhan ke peradabannya, sehingga yang sanggup dibangun adalah manusia cacat, pemerintahan cacat, negara cacat, masyarakat cacat, hati cacat, akal cacat, mental cacat, moral cacat. Orang Maiyah berkumpul dan bekerjasama untuk menggali ilmu, mentradisikan pelatihan dan lelaku hidup untuk mengurangi kecacatan diri mereka, serta menghindarkan diri dari melahirkan dan mendidik anak-anak cucu-cucu cacat.
* Kalau Bangsa dan Negaranya tidak memperhatikan dan tidak memperdulikan nilai Maiyah, perilaku Maiyah, gelombang Maiyah dan orang Maiyah, maka orang Maiyah tidak terbebas oleh nilai Maiyah dari kewajiban Maiyah untuk memperhatikan Bangsa dan Negaranya.
* Kalau bangsa dan Negaranya tidak mengandalkan nilai Maiyah, perilaku Maiyah, gelombang Maiyah, dan orang Maiyah, untuk membangun kehidupannya dan meyembuhkan penyakitnya, maka orang Maiyah tetap meggali segala sesuatu dari Bangsa dan Negaranya yang masih bisa diandalkan serta tidak berputus asa untuk terus membangun kehidupan serta menyembuhkan penyakit Bangsa dan Negaranya, dalam skala, kapasitas dan kwalitas yang bisa dijangkaunya.
* Kalau nilai Maiyah, perilaku Maiyah, gelombang Maiyah dan orang Maiyah, tidak dihitung oleh siapapun sebagai sesuatu yang potensial dan aplikatif untuk berbagai keperluan urgen Bangsa dan Negaranya, maka orang Maiyah tidak kehilangan tempatnya dalam sejarah, karena Maiyah tetap mereka andalkan untuk pembangunan kesejahteraan masa depan dirinya sendiri, keluarga-keluarga dan selingkup persaudaraan di antara mereka.
* Di dalam kehidupan dirinya, keluarganya, masyarakatnya, Bangsa dan Negaranya, orang Maiyah tekun mencari, menemukan dan mempelajari “La ilaha” yang sangat penuh tipuan dan fatamorga, sehingga atau karena atau maka mereka sangat merindukan perkenan Allah untuk memasuki “illallah” yang sangat indah, sejati dan abadi.
* Di dalam diri orang Maiyah selalu berlangsung konsentrasi untuk menemukan segala sesuatu yang ‘tidak’ dan yang ‘ya’ berdasarkan pandangan Tuhan. Konsentrasi berikutnya adalah secara radikal atau sedikit demi sedikit menghilangkan segala yang ‘tidak’ itu dan memasukkan segala yang ‘ya’ menurut peta ilmu dan kehendak Tuhan.
* Diri orang Maiyah tidak terbatas pada diri pribadinya sendiri melainkan diri yang lebih besar; keluarganya, anak isterinya, sanak familinya, rekan-rekan sepersaudaraannya, serta lingkup yang lebih luas yang berada dalam skala tanggung jawab kehidupannya berdasarkan pandangan Tuhan mengenai kehidupan bersama dalam rahmat untuk seluruh alam semesta dengan segala isinya.
* Sampai batas tertentu yang dinamis dan relatif, penghidupan masyarakat dan Bangsanya bisa juga termasuk lingkup tanggung jawab eksistensi kemakhlukannya. Akan tetapi orang Maiyah tidak bertinggi hati untuk meletakkan diri sebagai penyelamat Bangsa dan Negaranya, melainkan berendah hati dan sangat menahan diri untuk berbuat di skala luas itu sejauh ada keputusan bersama dan keridlaan satu sama lain.
* Orang Maiyah selalu mengupayakan dan mendoakan Bangsa dan Negaranya agar dituntun Allah dalam menapakkan kaki menyongsong Gebang Ghaib yang sangat dekat di depan mata kehidupan mereka. Semoga doa orang Maiyah bagi sangat banyak orang yang belum tentu memerlukan upaya dan doa mereka, diperkenankan oleh Allah menjadi perahu ‘izzatullah penampung dan pengayom keluarga-keluarga Maiyah setelah tiba di Gerbang Ghaib iradahnya Allah itu.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar