Jumat, 23 Juli 2010

BANK CENTURY SIMBOL HANCURNYA CENTURY 2012

Sabrank Suparno

Mungkin pembahasan ini luput dari dan atau sekedar tertinggal dari gemontangnya para pakar yang sedang beropini ria tantang lugurnya Bank Century: Kasus yang kian hangat dan belum terpecahkan jluntrung permasalahannya. Masalah yang pelik melilit barisan papan atas petinggi pemerintahan Indonesia awal tahun 2010 ini.

Bagi masyarakat Indonesia, kayaknya sudah kehabisan alasan untuk berandai optimis bahwa kasus ini akan terselesaikan dengan mulus. Belajar dari perfoma akting beberapa kasus yang selama ini menyentil kursi utama pemerintahan, selalu beranding cerita bersambung di belakang layar. Hukum dan perundang-undangan yang selama ini menjadi satu-satunya pedang justice pem_belah kebenaran terbukti belum mampan merajang kalangan papan atas negara kita. Unik dan lucunya justru hukum ditajamkan dengan rasa bangga hanya sekedar mengiris iris kasus yang sangat receh dan sepele. Hal semacam inilah yang menjadi acuan masayarakat Indonesia untuk menentukan nilai lebih awal dari sebuah kompetensi percaturan politik kalangan birokrasi. DPR dan aparat terkait yang notabenenya sebagai wakil atau buruhnya rakyat hanya tampil seolah-olah(koyok iyo iyo o)

Kita menemukan tipe modus yang sama dalam memerani pembobolan uang rakyat. Yakni selalu bergayung sambut dengan masa pemerintahan yang lalu. Yang pada ahirnya terdakwa raib kasusnya di ujung saku yang bernama ‘tangguhan proses pengadilan. Kelumpuhan badan Yudikatif ini bukan semata kekroposan moral para pejabat yang sedang mendekami, tetapi juga karena bentuk perundang-undangan yang bermatarantai saling menikam, bertabrakannya UU yang satu dengan lainnya. Ekses dari sistem ini adalah bahwa, tak akan ada yang sanggup bagi tokoh’institusi’sesakti apapun untuk menguak tabir pelik, krusial dan komplikitit ini. Sebab mereka sudah pasti ’telak’ satu kosong sebelum bertanding.

Coba kita urik sejenak. Misalnya kenapa harus bank century yang dicacati? Kenapa bank itu diberi nama century? Bukankah itu nama jajaran planet luar angkasa? Bukankah century itu gugusan superclasster (gugusan seratus bintang angkasa) yang ‘beterbangan’di atas bumi kita ini.

Peradaban dunia global belum moncer gerahnya dari hiruk pikuk perhitungan para Astrolog dan Ahli Hisab mengenai kehancuran peradaban tahun 2012. Apalagi diperkuat dengan ahli Ma,rifat yang diperkenankan Alloh untuk mengetahui kilas kehancuran century planet luar angkasa tersebut, yang berakibat pada bumi di seputaran tahun 2012 nanti.

Dalam perhitungan para Astronom, tahun 2012 itu tepat pada siklus kurun tertentu, dimana daya gravitasi seluruh planet bertemu dalam satu ruas dengan titik pusat matahari. Tetapi bukan matahari yang kita lihat ini. Matahari yang di maksud adalah ’Alsion’.Gambaran alsion dalam bahasa jawa’pusat jegleran’,Dimana alsion itu dahulu pusat terjadinya jagat raya. Pernahkah anda melihat orang yang menyabetkan pecut ke angkasa? Dan lantas cambuk itu meletupkan sepercik api. Sekedar metafor memahami tantang alsion. Percikan api itulah yang disebut ‘matahari alsion’. Yang kemudian bermunculan ribuan planet disekitar alsion, termasuk gugusan century bumi kita ini.

Pertemuan daya gravitasi dalam satu ruas inilah dimungkinkan, mempengaruhi daya gravitasi bumi. Bumi akan terhenti beberapa menit, tidak ber-rotasi. Ketika bumi tidak ber-rotasi, otomatis hukum kealaman, naturaly atau ’sunnatulloh’ tidak berlaku. Atom-atom yang semestinya aktif bersenyawa antar unsur, justru terhenti. Semisal unsur atom c, hanya bersenyawa dengan c pula. Tidak dengan yang semestinya. Padahal jenis atom c4(c four), berpotensi ladakan hebat. Kita tentu ingat Paradise Klup Kuta Bali yang diledakkan Amrozi cs, yang disinyalir Densus 88, hulu ledaknya sarat bermuatan atom c4.

Jika demikian kejadiannya, mustahil rasio menyangkal. Ketika atom tidak ber-kohesi, benda apa saja bisa meledak. Termasuk bumi hunian kita ini. Tarikan daya gravitasi yang super kuat juga berpotensi pecahnya lempengan bumi. Yang pada ahirnya guncangkan gemparuah meluluh lantah.

Mungkin secara kebetulan, atau mungkin juga tepat, jika hal ini disindir Alloh dalam al qur,an surat ke 20, ayat 12. Gambaran tahun 2012. Dimana akan datang dunia baru yang lebih suci, transparan, lebih benar ‘demokratis’. Tentu saja untuk memasuki dunia baru ini, peran dunia lama harus disortir terlebih dulu. Dunia baru: Indonesia baru. Yang tidak layak berlabuh disingkirkan lebih dulu. Atau yang terlalu kotor penuh dengan debu mediasi, perantara, harus dilucuti. “..ini jurang suci, kalau ingin masuk, copotlah sandalmu”.

Indonesia sekarang seakan berada di serentetan ayat ayat di atas. Pembobolan Bank Century ibarat bermain api, dan mengakibatkan kegoncangan sesuatu yang bernama ‘century’. Apakah ini isyarat bagi kita, bahwa gugusan planet century benar-benar akan mengoncangkan penghuninya? Modar!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A. Azis Masyhuri A. Jabbar Hubbi A. Muttaqin A. Rego S. Ilalang A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.S Laksana A’Syam Chandra Manthiek Aang Fatihul Islam Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Aditya Ardi Nugroho Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Mulyadi Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Sulton Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Idris Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Ali Rif’an Amien Kamil Andhi Setyo Wibowo Andry Deblenk Anggi Putri Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Arie MP Tamba Arisyntya Hidayah Artikel Ary Nugraheni Asarpin Ayu Nuzul Balada Beni Setia Benny Benke Berita Binhad Nurrohmat Budaya Bung Tomo Bustanul Arifin Catatan Catullus Cerbung Cerkak Cerpen Chamim Kohari Choirul Cucuk Espe Dami N. Toda Daru Pamungkas Denny JA Denny Mizhar Devi M. Lestari Dhenok Kristianti Dian DJ Dian Sukarno Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Saryono Dody Yan Masfa Donny Darmawan Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Permadi Emha Ainun Nadjib Endah Wahyuningsih Esai Esti Nuryani Kasam Eva Dwi Kurniawan Evan Gunanzar Fahrudin Nasrulloh Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Fanani Rahman Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathoni Mahsun Fathurrahman Karyadi Fathurrochman Karyadi Fathurrozak Felix K. Nesi Forum Sastra Jombang Galuh Tulus Utama Gandis Uka Geguritan Gol A Gong Gombloh (1948 – 1988) Grathia Pitaloka Gus Noy Gusti Eka Hadi Napster Hadi Sutarno Halim HD Hamka Hamzah Tualeka Zn Hardy Hermawan Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Husnul Khotimah Ignas Kleden Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imas Senopati Indria Pamuhapsari Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. J Anto Jamal Ma’mur Asmani John H. McGlynn Jombangan Junaedi Kalis Mardiasih Kardono Setyorakhmadi Kasnadi Kemah Budaya Panturan (KBP) KetemuBuku Jombang Ki Ompong Sudarsono Kiki Mikail Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Latief Noor Rochmans Liestyo Ambarwati Khohar M Rizqi Azmi M. Aan Mansyur M. Abror Rosyidin M. Badrus Alwi M. Lutfi M. Shoim Anwar Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Mardiansyah Triraharjo Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Marjohan Massayu Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Mh Zaelani Tammaka Miftachur Rozak Muhamad Taslim Dalma Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Antakusuma Muhammad Muhibbuddin Muhammad Yasir Mukadi Mukani Munawir Aziz Musfeptial Musa Nawa Tunggal Nawangsari Niduparas Erlang Nikita Mirzani Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nur Chasanah Nurel Javissyarqi Ocehan Oei Hiem Hwie Oka Rusmini Opini Padhang Mbulan Paguyuban Ludruk Karya Budaya Mojokerto Parimono V / 40 Plandi Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Gus Dur Prosa Puisi Purwanto Putu Wijaya R Giryadi Raedu Basha Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rama Prambudhi Dikimara Ramadhan Al-yafi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Resensi Reyhan Arif Pambudi Ribut Wijoto Robin Al Kautsar Rodli TL Rony Agustinus Rudi Haryatno Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Arimba S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Samsudin Adlawi Sasti Gotama Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Selendang Sulaiman Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Silka Yuanti Draditaswari Siti Sa'adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sugito Ha Es Suharsono Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad T Agus Khaidir Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Eska Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tri Wahyu Utami Ulfatul Muhsinah (Oshin) Umar Fauzi Ballah Universitas Jember Virdika Rizky Utama Vyan Tashwirul Afkar W.S. Rendra Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Wong Wing King Yanuar Yachya Yudhistira Massardi Yusuf Suharto Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar