Kamis, 19 Agustus 2021

Ocehan Denny JA, Si Sastrawan Palsu

 PARA PENULIS, DARI ACEH HINGGA PAPUA, BERHIMPUNLAH !

 
- Sambutan Denny JA secara aklamasi terpilih sebagai ketua umum perhimpunan penulis SATUPENA dan HATI PENA_
 
Di dunia penulis, kembali ke khitah itu berarti kembali kepada tradisi awal para penulis.
Awalnya para pendiri bangsa, para pembentuk batin Indonesia juga seorang penulis. Bung Karno,  Bung Hatta, Bung Sjahrir, RA Kartini, Mohamad Yamin, semua mereka juga seorang penulis.
Kembali ke khitah menjadi inspirasi bagi para penulis untuk kembali mengambil peran signfikan untuk mewarnai batin zamannya.
Cetusan ini yang menggugah saya ketika menerima amanah. Delapan dewan formatur, di luar diri saya,  adalah Chappy Hakim, Azyumardi Azra, Ilham Bintang, Wina Armada, Didin S Damanhuri, Nasir Tamara, Inda Citraninda Noerhadi dan Swary Utama Dewi akalamasi memilih saya selaku Ketua Umum.
Tak hanya ketua umum perhimpunan penulis Satupena yang baru selesai melaksanakan kongres nasional tanggal 15 Agustus 2021.
Tapi juga dipilih menjadi ketua umum organisasi baru yang dimaksudkan menghimpun komunitas penulis Indonesia: HATI PENA.
Ini era ketika raksasa revolusi informasi memberikan efek ganda kepada penulis. Di satu sisi, luapan informasi dan kemudahan akses membuat internet berubah menjadi surga. Mudah sekaligus penulis untuk melakukan riset.
Sisi lain, revolusi informasi juga menyediakan begitu banyak bacaan yang gratis. Itu tak hanya dalam bentuk teks, tapi juga audio visual.
Akibatnya nilai ekonomis banyak buku menurun drastis. Publik justru semakin jarang membeli buku.
Untuk kasus Indonesia, situasi lebih parah lagi. Pembajakan buku terjadi secara telanjang di depan mata. Royalti dan pajak buku yang juga tak membuat penulis tersenyum.
Oleh karena itu para penulis perlu berhimpun, menyatukan aspirasi. Sangat sering terjadi, organisasi bersama lebih kuat dan lebih mampu melakukan lobi-lobi untuk kebijakan publik yang lebih ramah kepada penulis.
Di samping itu, himpunan dan komunitas dapat menjadi samudra. Jika penulis adalah ikan-ikannya, samudera menyediakan lingkungan, ekosistem yang sehat dan kaya bagi ikan- ikan itu.
-000-
Ini tujuh program unggulan yang akan saya lakukan selaku ketua umum. Juga saya sertakan tiga sistem pendukungnya. Ini untuk Satupena dan Hati Pena.
1. AWARD bagi sejumlah penulis terbaik
Setiap tahun menyambut 17 Agustus, Satupena/ HATI PENA membentuk dewan juri untuk memberikan award bagi sejumlah penulis terbaik. Hadiah berupa sertifikat dan dana
2. PERPUSTAKAAN DUNIA Bagi Anggota Satupena/HATI PENA secara gratis
Satupena/Hati Pena akan menyediakan akses perpustakaan kepada ribuan jurnal akademik di JSTOR, dan akses kepada perpustakaan terbaik dunia (dijajaki library of congres di AS,  Inggris). Juga dijajaki akses pada perpustakan nasional dan DPR.
3. PRINT ON DEMAND Menerbitkan Karya Anggota
Satupena/ Hatipena membuat usaha atau sekurangnya bekerjasama dengan usaha Print on demand.
Dibentuk satu tim kurator membantu teman teman anggota menerbitkan bukunya hingga ke layout dan ISBN.
Lalu bisa jual on demand. 75 persen keuntungan untuk penulis.
Bisa juga dijual secara PDF bekerjasama dengan satu usaha yang sudah berdiri.
4. AKUN YOUTUBE SATUPENA/HATI PENA “Semua Tentang Penulis.”
Satu pena/Hati Pena membentuk tim untuk membuat akun youtube,  2 minggu sekali mewawancarai penulis yang berprestasi, atau yang baru saja menerbitkan karya menarik, menggali proses kreatif penulis yang bersangkutan
Ini dimaksudkan untuk memberi inspirasi dan tukar pengalaman sesama penulis
5. DISKUSI 2 MINGGUAN WEBINAR  Soal Buku
Satupena/Hatipena membentuk tim sebagai forum anggota untuk bisa aktif mengikuti perkembangan terbaru soal buku ataupun peristiwa menarik setiap 2 minggu.
Diskusi ini bisa juga diikuti melalui Facebook dan YouTube
6. KONEKSI KE INDUSTRI
Satupena/Hatipena akan membentuk tim mencari pola kerjasama dengan Netflix, dan sejenisnya, juga industri lain, menyalurkan karya penulis: skenario, dan lainnya agar ikut meramaikan dunia industri masa kini
7. LINGKUNGAN KEBIJAKAN Yang Ramah Penulis
Satupena/Hatipema membentuk tim agar dalam jangka panjang terbentuk kebijakan yang ramah kepada penulis (pemerintah menyetop/mengurangi pembajakan, pajak penulis yang lebih friendly, dan juga royalti penulis yang lebih memuaskan)
-000-
Sayapun selaku ketua umum akan menyediakan tiga supporting sistemnya.
1. BERTANYA SECARA REGULER apa yang anggota usulkan sebagai program
Setiap 6 bulan, tim mengedarkan kuesioner bertanya pada anggota soal apa program yang dibutuhkan.
- program apa yang diharap
- Berapa bayangan dana
- Darimana sumber dana
Program dibuat berdasarkan ketersediaan dana
Dari sini kita rumuskan tambahan program
2. TIM Profesional
Agar program berjalan, Satupena/Hatipena akan mempekerjakan tim profesional yang digaji untuk menjadi supporting teknis agar program berjalan
3. Dana Awal
Agar program bergerak, saya pribadi, selaku ketua umum, akan menyisihkan dana sekitar 500 juta- satu milyar rupiah dalam waktu lima tahun
Satupena/Hati Pena juga akan membuka program donasi yang 100 persen digunakan untuk kepentingan anggota
-000-
Ibarat orkestra, saya hanyalah komposer dan dirigen. Musik kesuluruhan menjadi bagus jika para pemain biola, piano, trompet bermain dengan harmoni.
Ditambah lagi, orkestra lebih semarak jika para penyanyi tenor, sopran, alto dan bas menyanyi koor sesuai dengan nada.
Ketua Umum hanyalah satu gerbong dari kereta api yang panjang.
Tapi memang, saatnya para penulis, dari Aceh hingga Papua, untuk berhimpun!

19 Agustus 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A. Azis Masyhuri A. Jabbar Hubbi A. Muttaqin A. Rego S. Ilalang A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.S Laksana A’Syam Chandra Manthiek Aang Fatihul Islam Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Aditya Ardi Nugroho Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Mulyadi Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Sulton Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Idris Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Ali Rif’an Amien Kamil Andhi Setyo Wibowo Andry Deblenk Anggi Putri Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Arie MP Tamba Arisyntya Hidayah Artikel Ary Nugraheni Asarpin Ayu Nuzul Balada Beni Setia Benny Benke Berita Binhad Nurrohmat Budaya Bung Tomo Bustanul Arifin Catatan Catullus Cerbung Cerkak Cerpen Chamim Kohari Choirul Cucuk Espe Dami N. Toda Daru Pamungkas Denny JA Denny Mizhar Devi M. Lestari Dhenok Kristianti Dian DJ Dian Sukarno Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Saryono Dody Yan Masfa Donny Darmawan Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Permadi Emha Ainun Nadjib Endah Wahyuningsih Esai Esti Nuryani Kasam Eva Dwi Kurniawan Evan Gunanzar Fahrudin Nasrulloh Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Fanani Rahman Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathoni Mahsun Fathurrahman Karyadi Fathurrochman Karyadi Fathurrozak Felix K. Nesi Forum Sastra Jombang Galuh Tulus Utama Gandis Uka Geguritan Gol A Gong Gombloh (1948 – 1988) Grathia Pitaloka Gus Noy Gusti Eka Hadi Napster Hadi Sutarno Halim HD Hamka Hamzah Tualeka Zn Hardy Hermawan Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Husnul Khotimah Ignas Kleden Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imas Senopati Indria Pamuhapsari Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. J Anto Jamal Ma’mur Asmani John H. McGlynn Jombangan Junaedi Kalis Mardiasih Kardono Setyorakhmadi Kasnadi Kemah Budaya Panturan (KBP) KetemuBuku Jombang Ki Ompong Sudarsono Kiki Mikail Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Latief Noor Rochmans Liestyo Ambarwati Khohar M Rizqi Azmi M. Aan Mansyur M. Abror Rosyidin M. Badrus Alwi M. Lutfi M. Shoim Anwar Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Mardiansyah Triraharjo Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Marjohan Massayu Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Mh Zaelani Tammaka Miftachur Rozak Muhamad Taslim Dalma Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Antakusuma Muhammad Muhibbuddin Muhammad Yasir Mukadi Mukani Munawir Aziz Musfeptial Musa Nawa Tunggal Nawangsari Niduparas Erlang Nikita Mirzani Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nur Chasanah Nurel Javissyarqi Ocehan Oei Hiem Hwie Oka Rusmini Opini Padhang Mbulan Paguyuban Ludruk Karya Budaya Mojokerto Parimono V / 40 Plandi Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Gus Dur Prosa Puisi Purwanto Putu Wijaya R Giryadi Raedu Basha Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rama Prambudhi Dikimara Ramadhan Al-yafi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Resensi Reyhan Arif Pambudi Ribut Wijoto Robin Al Kautsar Rodli TL Rony Agustinus Rudi Haryatno Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Arimba S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Samsudin Adlawi Sasti Gotama Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Selendang Sulaiman Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Silka Yuanti Draditaswari Siti Sa'adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sugito Ha Es Suharsono Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad T Agus Khaidir Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Eska Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tri Wahyu Utami Ulfatul Muhsinah (Oshin) Umar Fauzi Ballah Universitas Jember Virdika Rizky Utama Vyan Tashwirul Afkar W.S. Rendra Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Wong Wing King Yanuar Yachya Yudhistira Massardi Yusuf Suharto Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar