Sabrank Suparno
Kamis Kliwon 12 Sepetember 2019 pagi ketika saya rutin ngopi di teras rumah sebelum berangkat ke sawah, saya kedatangan dua tamu agung. Mereka berdua penulis Zainuddin Sugendal Santri Tebuireng kelahiran Madura yang kini mengajar dan kuliah di PP Rejoso Peterongan dan Malkan Junaidi penulis produktif dari Blitar.
Setengah jam di teras rumah Ndowong itulah kami diskusi nyentrik membincang Buku Antologi Puisi Kuburan Imperium karya terbaru penyair Binhad Nurrohmat. Malkan Junaidi mengupas Kuburan Imperium dari kajian Fenomenologi. Di mana dalam kajian ini hanya menitikberatkan pada obyek atau benda atau tempat atau sesuatu yang dipuisikan. Namun ada ciri khusus dalam Kuburan Imperium, yakni dasar dasar filsafat yang mengajak pembaca untuk berfikir. Bukan sekedar membaca berita. Salah satu yang harus membuat pembaca berfikir dalam kajian fenomenologi kadang memahami suatu benda tidak harus tepat digambarkan sebagaimana keutuhan benda tersebut. Melainkan digambarkan dalam 'bentuk' rasa.
Saya sendiri akan mengupas khusus Buku Kuburan Imperium karya Binhad Nurrohmat. Namun saya belum menemukan format yang saya kuasai. Hanya saja saya punya catatan khusus karena beberapa judul puisi tersebut dihasilkan penyairnya berdasarkan berbelantaraan atau kunjungan langsung ke suatu obyek. Dan beberapa obyek dalam judul puisi tersebut pengamatannya bersama saya. Catatan khusus yang saya maksud adalah (1) bagaimana seseorang mengunjungi suatu obyek lalu menjadikannya karya puisi (2) seluruh puisi karya Binhad Nurrohmat dalam Kuburan Imperium bukanlah karya yang ditulis sendirian dalam kamar sunyi dan menyecap dari langit imajinasi. Melainkan karya (meskipun) sastra tapi melalui proses observasi serius. Setara residensi-lah.
Akhir dari diskusi di teras rumah Ndowong Plosokerep Sumobito, Penulis Malkan Junaidi minta diantar ke makam (alm) Bapak Kasan. Malkan Junaidi pada Kamis Kliwon-Jumat legi menjadi penziarah terpagi hari itu. Sebab warga nDowong rata rata nyekar ke makam tiap Kamis apalagi Kamis Kliwon malam Jumat Legi sekitar pukul 14.00 WIB sepulang kerja.
Foto Dok by Zainuddin Sugendal.
Kamis Kliwon 12 Sepetember 2019 pagi ketika saya rutin ngopi di teras rumah sebelum berangkat ke sawah, saya kedatangan dua tamu agung. Mereka berdua penulis Zainuddin Sugendal Santri Tebuireng kelahiran Madura yang kini mengajar dan kuliah di PP Rejoso Peterongan dan Malkan Junaidi penulis produktif dari Blitar.
Setengah jam di teras rumah Ndowong itulah kami diskusi nyentrik membincang Buku Antologi Puisi Kuburan Imperium karya terbaru penyair Binhad Nurrohmat. Malkan Junaidi mengupas Kuburan Imperium dari kajian Fenomenologi. Di mana dalam kajian ini hanya menitikberatkan pada obyek atau benda atau tempat atau sesuatu yang dipuisikan. Namun ada ciri khusus dalam Kuburan Imperium, yakni dasar dasar filsafat yang mengajak pembaca untuk berfikir. Bukan sekedar membaca berita. Salah satu yang harus membuat pembaca berfikir dalam kajian fenomenologi kadang memahami suatu benda tidak harus tepat digambarkan sebagaimana keutuhan benda tersebut. Melainkan digambarkan dalam 'bentuk' rasa.
Saya sendiri akan mengupas khusus Buku Kuburan Imperium karya Binhad Nurrohmat. Namun saya belum menemukan format yang saya kuasai. Hanya saja saya punya catatan khusus karena beberapa judul puisi tersebut dihasilkan penyairnya berdasarkan berbelantaraan atau kunjungan langsung ke suatu obyek. Dan beberapa obyek dalam judul puisi tersebut pengamatannya bersama saya. Catatan khusus yang saya maksud adalah (1) bagaimana seseorang mengunjungi suatu obyek lalu menjadikannya karya puisi (2) seluruh puisi karya Binhad Nurrohmat dalam Kuburan Imperium bukanlah karya yang ditulis sendirian dalam kamar sunyi dan menyecap dari langit imajinasi. Melainkan karya (meskipun) sastra tapi melalui proses observasi serius. Setara residensi-lah.
Akhir dari diskusi di teras rumah Ndowong Plosokerep Sumobito, Penulis Malkan Junaidi minta diantar ke makam (alm) Bapak Kasan. Malkan Junaidi pada Kamis Kliwon-Jumat legi menjadi penziarah terpagi hari itu. Sebab warga nDowong rata rata nyekar ke makam tiap Kamis apalagi Kamis Kliwon malam Jumat Legi sekitar pukul 14.00 WIB sepulang kerja.
Foto Dok by Zainuddin Sugendal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar