Minggu, 29 September 2019

Membaca Cerita Panji Lewat Wayang Topeng Jombang


Imas Senopati

Di Indonesia terdapat berbagai macam jenis seni wayang. Wayang hadir dalam berbagai bentuk dan medium ekspresi. Ada Wayang Kulit, Wayang Orang, Wayang Golek, Wayang Klitik, Wayang Beber, dan ada juga ‘Wayang Topeng’.

Menonton ‘Wayang Topeng’ berarti menonton taeter pitutur khas Indonesia. Berbeda dari seni wayang kebanyakan, yang sumber ceritanya dari kisah “Mahabharata” dan ”Ramayana” (India). Sebaliknya Wayang Topeng, menjadikan cerita “Panji” (khas Indonesia) sebagai sumber lakon.

Kisah-kisah klasik inilah yang ditampilkan oleh para penggiat seni dan budaya dari Kabupaten Jombang, dengan menyajikan kesenian ‘Wayang Topeng’ di Anjungan Jawa Timur, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Minggu (25/11/2018).

Sajian Wayang Topeng Jati Duwur dengan lakon ‘Patah Kuda Narawangsa – Bumi Santri Nggayuh Wohing Pakarti Mring Lelaku Suci’ ini, menjadi bagian dari perhelatan Anugerah Duta Seni Budaya Jawa Timur, yang diselenggarakan Badan Penghubung Daerah Provinsi Jawa Timur.

Cerita Panji, adalah kumpulan cerita masa Jawa periode klasik. Isinya mengenai kepahlawanan dan cinta, terkait dengan tokoh utamanya, Raden Inu Kertapati (Panji Asmarabangun) dan Dewi Sekartaji (Galuh Candrakirana). Beberapa cerita rakyat seperti ‘Keong Mas’, ‘Ande-ande Lumut, dan ‘Golek Kencana’ juga merupakan turunan dari cerita ini.

Banyak orang tidak tahu bahwa ‘Cerita Panji’, adalah karya sastra dan budaya Indonesia, yang pengaruhnya hingga ke luar negeri. ‘Cerita Panji’ memiliki banyak versi, dan telah menyebar ke seluruh jazirah Nusantara; Jawa, Bali, Kalimantan, Malaysia, Thailand, Kamboja, Myanmar, dan Filipina.

“Wayang Topeng sudah mendapat pengakuan dari Negara. Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Wayang Topeng ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2018,” kata Bupati Jombang, Hj. Mundjidah Wahab, saat memberi sambutan pada acara Anugerah Duta Seni Jawa Timur tersebut.

Pengakuan tersebut, lanjut Mundjidah, mendorong masyarakat khususnya warga Jombang terus berupaya ikut melestarikan karya budaya ini. “Wayang Topeng Jatiduwur merupakan salah satu dari kekayaan budaya yang dimiliki Jombang. Oleh karena itu, kita terus berupaya menampilkan seni pertunjukan ini pada masyarakat luas. Salah satunya tampil di Anjungan Jawa Timur Taman Mini Indonesia Indah ini,” terangnya.

Selain Wayang Topeng, Duta Seni Kabupaten Jombang juga menampilkan kesenian lainnya, antara lain, musik ‘Qasidah Rebana’, tari ‘Kidung Abdi Praya’, nyanyian ‘Bumi Santri’ disertai peragaan busana komoditas batik khas Jombang, gending dolanan ‘Kelinci Ucul’ serta tari ’Kelono’ untuk mengawali sajian drama wayang topeng.

Jombang Bumi Santri Berkarakter

Seperti dikutip trenzindonesia.com, Bupati Jombang,Mundjidah Wahab, mengharapkan, Jombang tidak hanya dikenal sebagai bumi santri, melainkan juga sentra seni dan budaya yang berkarakter.

Kabupaten Jombang, kata Mundjidah, merupakan salah satu dari banyak wilayah di Jawa timur yang kaya akan budaya. Oleh karena itu, menurutnya, perlu wadah yang dapat menampung berbagai kegiatan seni dan budaya ‘Jombangan’.

“Kita akan bangun sebuah pusat edukasi dan rekreasi budaya yang representatif yang nantinya dapat difungsikan sebagai sarana edukasi, komunikasi, sekaligus rekreasi,” terangnya.

Turut menyaksikan acara ini Kepala Sub Bidang (Kasubid) Pengelolaan Anjungan Badan Penghubung Daerah (Bapenda) Provinsi Jawa Timur, Samad Widodo, Hadir juga Ketua DPRD Kabupaten Jombang, Joko Triono, Kapolres Jombang, AKBP Fadli Wiydanto, jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten Jombang, serta warga dan pengurus Pawarta (Paguyuban Warga Jakarta) asal Jawa Timur.

Para seniman yang terlibat di pergelaran ini, Fandi Ahmad, (Penulis Cerita dan Sutradara), M. Habibudin (Penata Artistik dan Panggung), Ayu Titis Rukmana Sari (Penata Tari), Wahyudi (Penata Musik), serta puluhan pengrawit, aktor, aktris panggung, penyanyi dan penari.

Duta Seni Kabupaten Jombang ini langsung di bawah pembinaan Bupati Jombang, Mundjidah Wahab, selaku Pelindung. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jombang, Bambang Nurwijanto sebagai Penasehat, Kepala Bidang Kebudayaan, Suparno, sebagai Penanggung Jawab.

Bertindak sebagai Juri Pengamat adalah, Suryandoro (Praktisi dan Pengamat Seni Tradisi), Eddie Karsito (Wartawan, Penggiat Seni & Budaya), Nursilah (Dosen Seni Tari Universitas Negeri Jakarta), dan Catur Yudianto (Kepala Bagian Pelestarian dan Pengembangan Bidang Budaya TMII).

Pergelaran selanjutnya, Anjungan Jawa Timur TMII akan menampilkan duta seni dari Kabupaten Malang (2 Desember 2018), dan Kabupaten Jember (9 Desember 2018) mendatang. (JS)

https://www.senayanpost.com/membaca-cerita-panji-lewat-wayang-topeng-jombang/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A. Azis Masyhuri A. Jabbar Hubbi A. Muttaqin A. Rego S. Ilalang A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.S Laksana A’Syam Chandra Manthiek Aang Fatihul Islam Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Aditya Ardi Nugroho Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Mulyadi Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Sulton Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Idris Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Ali Rif’an Amien Kamil Andhi Setyo Wibowo Andry Deblenk Anggi Putri Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Arie MP Tamba Arisyntya Hidayah Artikel Ary Nugraheni Asarpin Ayu Nuzul Balada Beni Setia Benny Benke Berita Binhad Nurrohmat Budaya Bung Tomo Bustanul Arifin Catatan Catullus Cerbung Cerkak Cerpen Chamim Kohari Choirul Cucuk Espe Dami N. Toda Daru Pamungkas Denny JA Denny Mizhar Devi M. Lestari Dhenok Kristianti Dian DJ Dian Sukarno Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Saryono Dody Yan Masfa Donny Darmawan Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Permadi Emha Ainun Nadjib Endah Wahyuningsih Esai Esti Nuryani Kasam Eva Dwi Kurniawan Evan Gunanzar Fahrudin Nasrulloh Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Fanani Rahman Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathoni Mahsun Fathurrahman Karyadi Fathurrochman Karyadi Fathurrozak Felix K. Nesi Forum Sastra Jombang Galuh Tulus Utama Gandis Uka Geguritan Gol A Gong Gombloh (1948 – 1988) Grathia Pitaloka Gus Noy Gusti Eka Hadi Napster Hadi Sutarno Halim HD Hamka Hamzah Tualeka Zn Hardy Hermawan Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Husnul Khotimah Ignas Kleden Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imas Senopati Indria Pamuhapsari Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. J Anto Jamal Ma’mur Asmani John H. McGlynn Jombangan Junaedi Kalis Mardiasih Kardono Setyorakhmadi Kasnadi Kemah Budaya Panturan (KBP) KetemuBuku Jombang Ki Ompong Sudarsono Kiki Mikail Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Latief Noor Rochmans Liestyo Ambarwati Khohar M Rizqi Azmi M. Aan Mansyur M. Abror Rosyidin M. Badrus Alwi M. Lutfi M. Shoim Anwar Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Mardiansyah Triraharjo Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Marjohan Massayu Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Mh Zaelani Tammaka Miftachur Rozak Muhamad Taslim Dalma Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Antakusuma Muhammad Muhibbuddin Muhammad Yasir Mukadi Mukani Munawir Aziz Musfeptial Musa Nawa Tunggal Nawangsari Niduparas Erlang Nikita Mirzani Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nur Chasanah Nurel Javissyarqi Ocehan Oei Hiem Hwie Oka Rusmini Opini Padhang Mbulan Paguyuban Ludruk Karya Budaya Mojokerto Parimono V / 40 Plandi Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Gus Dur Prosa Puisi Purwanto Putu Wijaya R Giryadi Raedu Basha Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rama Prambudhi Dikimara Ramadhan Al-yafi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Resensi Reyhan Arif Pambudi Ribut Wijoto Robin Al Kautsar Rodli TL Rony Agustinus Rudi Haryatno Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Arimba S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Samsudin Adlawi Sasti Gotama Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Selendang Sulaiman Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Silka Yuanti Draditaswari Siti Sa'adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sugito Ha Es Suharsono Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad T Agus Khaidir Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Eska Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tri Wahyu Utami Ulfatul Muhsinah (Oshin) Umar Fauzi Ballah Universitas Jember Virdika Rizky Utama Vyan Tashwirul Afkar W.S. Rendra Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Wong Wing King Yanuar Yachya Yudhistira Massardi Yusuf Suharto Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar