Jamal Ma’mur Asmani
http://www.nu.or.id/
Rabu, 14 Maret 2007, pukul 22.00 WIB. Seorang sastrawan kondang Yogyakarta kelahiran Kediri, Zainal Arifin Thoha, menghembuskan nafas terakhir. Penulis berbagai buku, puisi, dan novel itu menderita penyakit jantung yang tak tertolong. Kiai muda yang sangat produktif menulis di media masa sejak kuliah itu meninggalkan keluarga tercinta, istri Maya Veri Oktavia, dan empat anak, Vina Rohmatul Ummah, Muhammad Hasan Turki, Ahmad Hafid Mujtaba, dan Syifana Nur Madinah, para santri, mahasiswa, jama’ah pengajian, kawan setia, pembaca setia buku-bukunya, menuju kehadirat Allah SWT.
Penulis pertama kali berjumpa dengan kiai yang akrab dipanggil Gus Zainal (Allahu Yarham) ketika ada acara bedah novel santri di Aula Pondok Pesantren Tebuireng Jombang tahun 2001. Pada waktu itu, Gus Zainal memberikan motivasi besar kepada para santri untuk mulai berlatih menulis, mengikuti sejak ulama-ulama kita yang telah meninggalkan jutaan kitab sebagai peninggalan yang sangat berharga. Tulisan dalam bentuk apapun, artikel, essai, puisi, novel, buku, kitab, dan apapun namanya sangat berguna bagi generasi sesudahnya, ia senantiasa kekal abadi, tidak lekang dimakan usia. Imam Ghozali berkata “Kalau engkau bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis.” (Zaenal Arifin Thoha, Aku Menulis Maka Aku Ada, Kutub, 2005).
Gus Zaenal telah membuktikan pesan Imam Ghozali tersebut. Lewat perjuangan keras dan semangat tinggi tanpa kenal lelah, Gus Zaenal Zainal telah sukses mengabadikan pemikirannnya dalam banyak karya, Diantaranya, dalam bentuk antologi puisi, Ketakutan, Musium, Sendyakala, Risalah badai, Rumpun Bambu, Tamansari, Embun Tajalli, Sembilan Penyair Muda Indonesia, antologi puisi tunggal, Air Mata Hati, Harakat Pertemuan, Buku umum, Membangun Budaya Kerakyatan : Kepemimpinan Gus Dur dan Gerakan Sosial NU, Kenyelenehan Gus Dur, Gugatan Kaum Muda NU dan Tantangan Kebudayaan, Runtuhnya Singgasana Kiai, NU, Pesantren dan Kekuasaan, Pencarian Tak Kunjung Usai, Jagadnya Gus Dur, Demokrasi, Kemanusiaan dan Pribumisasi Islam, Korupsi dalam Perspektif Agama-agama:Panduan untuk Pemuka Umat, Dibalik Bencana-bencana, 3M: Muda Muslim Mandiri, 3B: Berusaha Berhasil Barakah, terjemahan, Jiwa-jiwa Auliya’, Mengenal cinta menangkal bahaya, Nasehat penting bagi para pelajar dari Hadratussyekh Hasyim Asy’ari, Atas Segala Rahasia, Orang-orang Ruhani, dan lain-lain.
Orangnya yang enak diajak ngobrol, ramah, humoris, tidak membedakan latar belakang teman bicaranya, dan selalu ringan tangan membantu kesusahan dan kesedihan orang lain, membuatnya selalu terkenang selamanya dalam sanubari orang-orang yang mengenal kepribadiannya. Saya sendiri, sangat terkejut mendengar kematian orang yang saya kagumi ini secara mendadak. Ketika kami undang ke Pati untuk acara bedah buku terbitan Kutub yang dikelolanya bersama para santri, beliau datang dengan tangan terbuka, tidak minta pelayanan apapun, menerima keterbatasan panitia, dan selalu membuka senyum.
Ketika mampir di Gubug reot saya, pesan yang selalu saya ingat kata-kata Gus Zaenal dengan penuh perhatian ‘orang kalau ingin tetap dinamis-produktif-kontemplatif, harus membaca buku-buku sastra’. Pesan ini walaupun sampai sekarang belum saya laksanakan, tapi menjadi spirit produktifitas menulis saya sebagai media mengabadikan konsep dan pemikiran. Orang akan lebih tercengang ketika melihat Gus Zaenal langsung di tempat dimana ia membesarkan anak-anaknya dan para santri yang menimba ilmu darinya.
Para santri yang mondok di pondoknya yang diberi nama Pondok Pesantren Mahasiswa Hasyim Asy’ari, adalah mereka yang berasal dari keluarga yang tidak mampu. Para santri diajari bagaimana cara hidup mandiri, lepas dari orang tuanya, dengan menulis di media masa, menjual koran, buku, mengelola penerbitan, dan usaha lainnya. Perjuangannya membesarkan para santri ini adalah refleksi dari kehidupannya semasa menginjakkan kaki di Yogyakarta yang tanpa bantuan orang tuanya, ia berani hidup mandiri, untuk hidup dan membiayai kuliah di Yogyakarta. Menulis adalah salah satu atau profesi terbesar yang menghidupinya selama di Yogyakarta ini.
Saya termasuk orang yang menitipkan saudara kandung saya, Muhammadun AS, untuk ngangsu kaweruh (belajar) ditempatnya. Alhamdulillah ada kemajuan besar yang saya lihat dari adik saya setelah dididik oleh Gus Zaenal ini. Sewaktu pulang ke Pati, sering saya tanya soal kebutuhan hidup harian, dengan agak berat, adik saya mengatakan, Gus Zaenal yang selalu menutup kebutuhan hidup para santrinya, ketika para santri tidak punya beras, maka Gus Zaenal yang membelikannya. Begitu juga dengan uang sewaan yang sekarang menjadi lokasi pondok, tempat para santri belajar, bersendau gurau, dan istirahat.
Perjuangan Gus Zaenal sudah menampakkan sukses yang gemilang. Pondok pesantren Hasyim Asy’ari yang sebelumnya dipandang remeh, karena bangunannya yang jelek dan kumuh, santrinya yang tidak dari kalangan orang berada, saat ini muncul di Yogyakarta sebagai pondok yang sukses melahirkan penulis-penulis muda yang selalu menghiasi media masa, misalnya nama Gugun El-Guyani, Muhammadun As, dan lain-lain.
Kegigihan Gus Zaenal ini juga didukung oleh kekuatan spiritual yang mendalam. Tasawuf (ilmu untuk membersihkan hati) sangat mempengaruhi karakter, kepribadian, dan sepak terjangnya. Sebagai seorang muballigh yang selalu mengisi ceramah di banyak tempat, pedesaan, rasio, instansi pemerintah dan swasta, membawanya pada kesadaran spiritual yang dalam. Hadits Nabi ‘la yu’minu ahadukum hatta yuhibba li akhihi ma yuhibba linafsihi’, tidak dibilang sempurna iman seseorang dari kamu semua, sebelum ia mampu mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri, betul-betul dipraktekkan dalam kehidupannya. Beliau memang seorang humanis-spiritual. Orang yang mudah tersentuh oleh penderitaan dan kesusahan orang lain dan berjuang untuk membahagiakan orang tersebut. Penghayatannya yang mendalam akan ajaran agama yang dibawanya sejak kecil membuatnya ringan tangan dalam melakukan kerja-kerja sosial-humanistik yang sarat pahala.
Keluarga, masyarakat, santri, mahasiswa, teman, pembaca buku-bukumu, dan semua orang yang mengerti karakter dan kepribadianmu selalu mengenang perjuanganmu dan mendo’akan semoga semua jasa-jasamu diterima oleh Allah Swt., dibalas dengan balasan yang setimpal, dan semoga selalu dalam limpahan karunia dan ridlo-Nya, amien.
Jamal Ma’mur Asmani, Teman sekaligus murid Gus Zaenal Arifin Thoha
Rabu, 15 Agustus 2012
Spiritualitas dalam “Karya Hidup” Zainal Arifin Thoha
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A. Azis Masyhuri
A. Jabbar Hubbi
A. Muttaqin
A. Rego S. Ilalang
A. Syauqi Sumbawi
A.H. J Khuzaini
A.S Laksana
A’Syam Chandra Manthiek
Aang Fatihul Islam
Abdullah Alawi
Abdurrahman Wahid
Aditya Ardi Nugroho
Afrizal Malna
Afrizal Qosim
Agama Para Bajingan
Aguk Irawan MN
Agus Mulyadi
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus Riadi
Agus Sulton
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fatoni
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Saifullah
Ahmad Yulden Erwin
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhiriyati Sundari
Akhmad Fatoni
Akhmad Idris
Akhmad Sekhu
Akhmad Taufiq
Akmal Nasery Basral
Ali Rif’an
Amien Kamil
Andhi Setyo Wibowo
Andry Deblenk
Anggi Putri
Anindita S. Thayf
Anjrah Lelono Broto
Anton Wahyudi
Arie MP Tamba
Arisyntya Hidayah
Artikel
Ary Nugraheni
Asarpin
Ayu Nuzul
Balada
Beni Setia
Benny Benke
Berita
Binhad Nurrohmat
Budaya
Bung Tomo
Bustanul Arifin
Catatan
Catullus
Cerbung
Cerkak
Cerpen
Chamim Kohari
Choirul
Cucuk Espe
Dami N. Toda
Daru Pamungkas
Denny JA
Denny Mizhar
Devi M. Lestari
Dhenok Kristianti
Dian DJ
Dian Sukarno
Didin Tulus
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Djoko Saryono
Dody Yan Masfa
Donny Darmawan
Dwi Klik Santosa
Dwi Pranoto
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Permadi
Emha Ainun Nadjib
Endah Wahyuningsih
Esai
Esti Nuryani Kasam
Eva Dwi Kurniawan
Evan Gunanzar
Fahrudin Nasrulloh
Fairuzul Mumtaz
Fajar Alayubi
Fanani Rahman
Farah Noersativa
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fathoni Mahsun
Fathurrahman Karyadi
Fathurrochman Karyadi
Fathurrozak
Felix K. Nesi
Forum Sastra Jombang
Galuh Tulus Utama
Gandis Uka
Geguritan
Gol A Gong
Gombloh (1948 – 1988)
Grathia Pitaloka
Gus Noy
Gusti Eka
Hadi Napster
Hadi Sutarno
Halim HD
Hamka
Hamzah Tualeka Zn
Hardy Hermawan
Hasnan Bachtiar
Hawe Setiawan
Hilmi Abedillah
Hudan Hidayat
Husnul Khotimah
Ignas Kleden
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imas Senopati
Indria Pamuhapsari
Irwan J Kurniawan
Isbedy Stiawan Z.S.
J Anto
Jamal Ma’mur Asmani
John H. McGlynn
Jombangan
Junaedi
Kalis Mardiasih
Kardono Setyorakhmadi
Kasnadi
Kemah Budaya Panturan (KBP)
KetemuBuku Jombang
Ki Ompong Sudarsono
Kiki Mikail
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Kritik Sastra
Kurniawan Junaedhie
Latief Noor Rochmans
Liestyo Ambarwati Khohar
M Rizqi Azmi
M. Aan Mansyur
M. Abror Rosyidin
M. Badrus Alwi
M. Lutfi
M. Shoim Anwar
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mangun Kuncoro
Mardi Luhung
Mardiansyah Triraharjo
Marhalim Zaini
Maria Magdalena Bhoernomo
Marjohan
Massayu
Melani Budianta
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Memoar
Mh Zaelani Tammaka
Miftachur Rozak
Muhamad Taslim Dalma
Muhammad Al-Mubassyir
Muhammad Antakusuma
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Yasir
Mukadi
Mukani
Munawir Aziz
Musfeptial Musa
Nawa Tunggal
Nawangsari
Niduparas Erlang
Nikita Mirzani
Nu’man ‘Zeus’ Anggara
Nur Chasanah
Nurel Javissyarqi
Ocehan
Oei Hiem Hwie
Oka Rusmini
Opini
Padhang Mbulan
Paguyuban Ludruk Karya Budaya Mojokerto
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Pramoedya Ananta Toer
Presiden Gus Dur
Prosa
Puisi
Purwanto
Putu Wijaya
R Giryadi
Raedu Basha
Rahmat Sularso Nh
Rakai Lukman
Rama Prambudhi Dikimara
Ramadhan Al-yafi
Rasanrasan Boengaketji
Raudlotul Immaroh
Reiny Dwinanda
Resensi
Reyhan Arif Pambudi
Ribut Wijoto
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rony Agustinus
Rudi Haryatno
Rumah Budaya Pantura (RBP)
S. Arimba
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sajak
Salamet Wahedi
Samsudin Adlawi
Sasti Gotama
Saut Situmorang
SelaSAstra Boenga Ketjil
Selendang Sulaiman
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Silka Yuanti Draditaswari
Siti Sa'adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Soesilo Toer
Sofyan RH. Zaid
Sosiawan Leak
Sugito Ha Es
Suharsono
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syamsudin Walad
T Agus Khaidir
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teater Eska
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tri Wahyu Utami
Ulfatul Muhsinah (Oshin)
Umar Fauzi Ballah
Universitas Jember
Virdika Rizky Utama
Vyan Tashwirul Afkar
W.S. Rendra
Warung Boengaketjil
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Jengki Sunarta
Wong Wing King
Yanuar Yachya
Yudhistira Massardi
Yusuf Suharto
Zainuddin Sugendal
Zamakhsyari Abrar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar