Purwanto *
_Radar Mojokerto, 15 Juli 2012
Ada sejarah baru terangkum di atas panggung ketika acara Kenduri Teater Jombang 2012 digelar pada beberapa waktu lalu [30 Juni 2012 s.d. 5 Juli 2012]. Sejarah itu terbaca pada sederet peristiwa yang muncul dari bertemunya gagasan untuk menggairahkan seni teater di Jombang. Tercatat tiga komunitas teater Jombang berpartisipasi pada acara tersebut. Komunitas Suket Indonesia, Komunitas Tombo Ati, dan Kelompok Alief Mojoagung memeriahkan acara dengan aksi pertunjukan drama masing-masing.
Sejarah #1: Pertemuan Gagasan
Sejarah pertama yang bisa saya catat adalah tentang bersatunya gagasan. Berawal dari pertemuan Anton Wahyudi (pegiat seni dan dosen sastra STKIP PGRI Jombang) dengan beberapa komunitas teater Jombang, muncullah ide untuk mengadakan pentas teater bersama. Setelah gagasan-gagasan itu mencuat, Mas Anton selaku penggagas acara segera ditunjuk sebagai pimpinan produksi.
Penyatuan ide pun dilakukan dalam forum cangkrukan, ngopi dan ngrumpi bareng. Terhitung tiga kali cangkrukan di gazebo Pak Imam Ghozali, perwakilan dari tiga komunitas teater Jombang yang siap berpartisipasi menyepakati beberapa hal. Pertama, pentas dilaksanakan secara sederhana dengan mengusung tema Kenduri Teater Jombang. Kedua, kesepakatan tentang jadwal pementasan yang dilaksanakan pada malam hari selama dua hari berturut-turut untuk satu komunitas (kecuali Komunitas Suket Indonesia yang hanya satu kali pementasan). Ketiga, kegiatan digelar di gedung Graha Besut Suara Jombang FM, Jalan Patimura 92 Jombang. Keempat, pembiayaan dan akomodasi ditanggung oleh ketiga komunitas sebagai wujud kerukunan bersama. Kelima, pementasan digelar sekaligus dalam rangka menyambut Ramadan dan mengukur minat konsumen teater Jombang terhadap suatu pertunjukan drama.
Sejarah #2: Mengalirnya Peristiwa Sosial dalam Pertunjukan
Setelah semua rencana disepakati bersama, seluruh komunitas penyaji sibuk dengan aktivitas latihan di sanggar masing-masing. Latihan rutin dilakukan agar bisa menyuguhkan sebuah pertunjukan yang benar, apik dan menarik. Akhrinya, tiba juga saat pementasan. Komunitas Suket Indonesia dengan naskah berjudul PET (Di Luar Masih Gelap), ditulis dan disutradarai oleh Andhi Kephix. Komunitas Tombo Ati dengan naskah Beruang Menagih Hutang (The Bear), karya Anton Pavlovich Chekhov dan disutradarai oleh Alfi Rizqoh. Kelompok Alief Mojoagung dengan naskah Surya Terbenam Pagi (Bapak, Pukullah Saya!), ditulis dan disutradarai oleh M. S. Nugroho.
Andhi Kephix dengan drama PET (Di Luar Masih Gelap) mencoba mengangkat pergolakan batin dan nurani seseorang tentang masa lalu yang menghantuinya dan tentang peristiwa yang menyentil persoalan-persoalan sosial dalam negeri. Alfi Rizqoh dengan drama Beruang Menagih Hutang (The Bear), mengalirkan sebuah pemahaman tentang cinta dan kesetiaan dalam hidup serta lemah/ kuatnya sebuah prinsip. M. S. Nugroho dengan drama opera Surya Terbenam Pagi (Bapak, Pukullah Saya!), menghadirkan peristiwa kekerasan dalam dunia pendidikan yang bisa dimaknai secara beragam (tentang arti sebuah kebenaran).
Sejarah #3: Mengendapnya Peristiwa sebagai Perenungan
Peristiwa-peristiwa sosial yang dimunculkan di atas panggung sebagai tolok ukur untuk bisa diresapi sebagai bahan perenungan diri. Itu yang saya rasakan. Dari ketiga pertunjukan yang telah digelar, kesemuanya mengendapkan banyak pemahaman tentang seberapa kacau kondisi di sekeliling kita. Tentang kondisi pemerintahan, pendidikan, lingkungan keluarga, masyarakat, dan bahkan kondisi pribadi sosok manusia.
Kematangan dalam berpikir seakan-akan diuji saat mencerna ulang peristiwa-peristiwa panggung sebagai bahan perenungan. Setidaknya ada beberapa peristiwa yang saya tangkap untuk melatih kepekaan saya. Dari pilihan konsep pementasan drama PET yang diusung oleh Komunitas Suket Indonesia, teror tentang kegelapan hidup serta kacaunya arah tujuan hidup dalam pertunjukan masuk meresap pada seluruh penjuru nalar saya. Arti cinta dan kegamangan dalam mempertahankan kesetiaan mengucur deras ke dalam diri saya saat melihat pertunjukan The Bear (Beruang Menagih Hutang) oleh Komunitas Tombo Ati. Pertemuan dua realitas (kebenaran faktual dan fiksional) mau tidak mau memberi pelajaran berharga bagi saya saat meleburkan diri dalam pertunjukan Surya Terbenam Pagi (Bapak Pukullah Saya!) oleh Kelompok Alief Mojoagung. Setidaknya semua peristiwa itu akan saya serap untuk belajar memahami persoalan tidak dengan kacamata kuda, namun lebih objektif belajar memandang dan menilai sebuah peristiwa.
*) Aktif di Kelompok Alief Mojoagung dan aktif sebagai mahasiswa Prodi PBSI STKIP PGRI Jombang angkatan tahun 2009.
Rabu, 15 Agustus 2012
Kenduri Teater Jombang, Kenduri Cinta
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A. Azis Masyhuri
A. Jabbar Hubbi
A. Muttaqin
A. Rego S. Ilalang
A. Syauqi Sumbawi
A.H. J Khuzaini
A.S Laksana
A’Syam Chandra Manthiek
Aang Fatihul Islam
Abdullah Alawi
Abdurrahman Wahid
Aditya Ardi Nugroho
Afrizal Malna
Afrizal Qosim
Agama Para Bajingan
Aguk Irawan MN
Agus Mulyadi
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus Riadi
Agus Sulton
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fatoni
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Saifullah
Ahmad Yulden Erwin
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhiriyati Sundari
Akhmad Fatoni
Akhmad Idris
Akhmad Sekhu
Akhmad Taufiq
Akmal Nasery Basral
Ali Rif’an
Amien Kamil
Andhi Setyo Wibowo
Andry Deblenk
Anggi Putri
Anindita S. Thayf
Anjrah Lelono Broto
Anton Wahyudi
Arie MP Tamba
Arisyntya Hidayah
Artikel
Ary Nugraheni
Asarpin
Ayu Nuzul
Balada
Beni Setia
Benny Benke
Berita
Binhad Nurrohmat
Budaya
Bung Tomo
Bustanul Arifin
Catatan
Catullus
Cerbung
Cerkak
Cerpen
Chamim Kohari
Choirul
Cucuk Espe
Dami N. Toda
Daru Pamungkas
Denny JA
Denny Mizhar
Devi M. Lestari
Dhenok Kristianti
Dian DJ
Dian Sukarno
Didin Tulus
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Djoko Saryono
Dody Yan Masfa
Donny Darmawan
Dwi Klik Santosa
Dwi Pranoto
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Permadi
Emha Ainun Nadjib
Endah Wahyuningsih
Esai
Esti Nuryani Kasam
Eva Dwi Kurniawan
Evan Gunanzar
Fahrudin Nasrulloh
Fairuzul Mumtaz
Fajar Alayubi
Fanani Rahman
Farah Noersativa
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fathoni Mahsun
Fathurrahman Karyadi
Fathurrochman Karyadi
Fathurrozak
Felix K. Nesi
Forum Sastra Jombang
Galuh Tulus Utama
Gandis Uka
Geguritan
Gol A Gong
Gombloh (1948 – 1988)
Grathia Pitaloka
Gus Noy
Gusti Eka
Hadi Napster
Hadi Sutarno
Halim HD
Hamka
Hamzah Tualeka Zn
Hardy Hermawan
Hasnan Bachtiar
Hawe Setiawan
Hilmi Abedillah
Hudan Hidayat
Husnul Khotimah
Ignas Kleden
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imas Senopati
Indria Pamuhapsari
Irwan J Kurniawan
Isbedy Stiawan Z.S.
J Anto
Jamal Ma’mur Asmani
John H. McGlynn
Jombangan
Junaedi
Kalis Mardiasih
Kardono Setyorakhmadi
Kasnadi
Kemah Budaya Panturan (KBP)
KetemuBuku Jombang
Ki Ompong Sudarsono
Kiki Mikail
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Kritik Sastra
Kurniawan Junaedhie
Latief Noor Rochmans
Liestyo Ambarwati Khohar
M Rizqi Azmi
M. Aan Mansyur
M. Abror Rosyidin
M. Badrus Alwi
M. Lutfi
M. Shoim Anwar
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mangun Kuncoro
Mardi Luhung
Mardiansyah Triraharjo
Marhalim Zaini
Maria Magdalena Bhoernomo
Marjohan
Massayu
Melani Budianta
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Memoar
Mh Zaelani Tammaka
Miftachur Rozak
Muhamad Taslim Dalma
Muhammad Al-Mubassyir
Muhammad Antakusuma
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Yasir
Mukadi
Mukani
Munawir Aziz
Musfeptial Musa
Nawa Tunggal
Nawangsari
Niduparas Erlang
Nikita Mirzani
Nu’man ‘Zeus’ Anggara
Nur Chasanah
Nurel Javissyarqi
Ocehan
Oei Hiem Hwie
Oka Rusmini
Opini
Padhang Mbulan
Paguyuban Ludruk Karya Budaya Mojokerto
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Pramoedya Ananta Toer
Presiden Gus Dur
Prosa
Puisi
Purwanto
Putu Wijaya
R Giryadi
Raedu Basha
Rahmat Sularso Nh
Rakai Lukman
Rama Prambudhi Dikimara
Ramadhan Al-yafi
Rasanrasan Boengaketji
Raudlotul Immaroh
Reiny Dwinanda
Resensi
Reyhan Arif Pambudi
Ribut Wijoto
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rony Agustinus
Rudi Haryatno
Rumah Budaya Pantura (RBP)
S. Arimba
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sajak
Salamet Wahedi
Samsudin Adlawi
Sasti Gotama
Saut Situmorang
SelaSAstra Boenga Ketjil
Selendang Sulaiman
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Silka Yuanti Draditaswari
Siti Sa'adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Soesilo Toer
Sofyan RH. Zaid
Sosiawan Leak
Sugito Ha Es
Suharsono
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syamsudin Walad
T Agus Khaidir
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teater Eska
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tri Wahyu Utami
Ulfatul Muhsinah (Oshin)
Umar Fauzi Ballah
Universitas Jember
Virdika Rizky Utama
Vyan Tashwirul Afkar
W.S. Rendra
Warung Boengaketjil
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Jengki Sunarta
Wong Wing King
Yanuar Yachya
Yudhistira Massardi
Yusuf Suharto
Zainuddin Sugendal
Zamakhsyari Abrar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar