Sabtu, 26 Desember 2020

Panggung Penyair Kabanti, Bukti Denyut Puisi di Sultra Masih Menggelora

Muhamad Taslim Dalma
zonasultra.com 13 Mei 2018
 
Penyair tamu dari Yogyakarta Bustan Basir Maras mengikuti acara “Panggung Penyair Kabanti” di Pustaka Kabanti pada Sabtu (12/5/2018) malam.
 
Kalangan lintas komunitas, sastrawan, senior, hingga seniman begitu ramai di Pustaka Kabanti pada Sabtu (12/5/2018) malam. Sekitar 40 orang malam itu begitu khidmat mengikuti acara “Panggung Penyair Kabanti” yang menjadi penanda bahwa denyut perpuisian masih menggelora di Kota Kendari.
 
Pustaka Kabanti yang beralamat lengkap di Kompleks BTN Puri Tawang Alun 2, Blok H, RT 14 RW 04, Kelurahan Padaleu, Kendari itu mengadirkan penyair tamu dari Yogyakarta, Bustan Basir Maras. Selain itu turut tampil penyair dari Kendari Adhy Rical, La Ode Muh. Rauf Alimin, Astika Elfakhri, dan Muammar Qadafi.
 
Acara yang dimulai jam 8 malam itu berakhir pada jam 11 malam dengan suasana pertunjukkan di antara rak dan buku Pustaka Kabanti. Ragam penampilan yakni penyair dari Kendari masing-masing membacakan 6 puisi lalu ada juga yang bermain musikalisasi puisi dari komunitas Lastra, Eros.
 
Bustan Basri Maras mengungkapkan, jika dirinya melihat kegiatan di Pustaka Kabanti tersebut mengingatkannya dengan Study klub yang didirikan sastrawan Umbu Landu Paranggi di Jogja pada tahun 1970-an. Antusiasme dan ketertarikan bersastra tampak dari ramainya yang datang mengikuti acara di Pustaka Kabanti.
 
Dia menilai, para penyair yang tampil memiliki kekuatan puisi yang patut diapresiasi. Panggung Penyair diharapkan menjadi wadah untuk melahirkan penyair-penyair Kendari dengan karya-karya puisi.
 
“Saya terkesan dengan banyaknya penonton yang hadir malam ini. Kita berharap teman-teman intens dalam kegiatan-kegiatan kepenyairan. Karya-karya penyair di sini memiliki kekhasan dibanding penyair dari luar,” ujar Bustan di hadapan hadirin acara.
 
Pengelola dan Pendiri Pustaka Kabanti Kendari Syaifuddin Gani mengatakan Panggung Penyair adalah sebuah ruang pertemuan antara puisi, penyair, dan penonton di Kendari. Puisi dibacakan sendiri oleh penyairnya dan penonton menikmati puisi sebagai karya sastra.
 
“Puisi menjadi benar-benar sangat penting artinya karena menjadi pusat pengkhidmatan. Penyair membacakannya dengan aksi panggung beragam dan didukung oleh apresiasi penonton sejak awal sampai akhir acara,” ujar Syaifuddin.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A. Azis Masyhuri A. Jabbar Hubbi A. Muttaqin A. Rego S. Ilalang A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.S Laksana A’Syam Chandra Manthiek Aang Fatihul Islam Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Aditya Ardi Nugroho Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Mulyadi Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Riadi Agus Sulton Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Idris Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Ali Rif’an Amien Kamil Andhi Setyo Wibowo Andry Deblenk Anggi Putri Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Arie MP Tamba Arisyntya Hidayah Artikel Ary Nugraheni Asarpin Ayu Nuzul Balada Beni Setia Benny Benke Berita Binhad Nurrohmat Budaya Bung Tomo Bustanul Arifin Catatan Catullus Cerbung Cerkak Cerpen Chamim Kohari Choirul Cucuk Espe Dami N. Toda Daru Pamungkas Denny JA Denny Mizhar Devi M. Lestari Dhenok Kristianti Dian DJ Dian Sukarno Didin Tulus Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Saryono Dody Yan Masfa Donny Darmawan Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Permadi Emha Ainun Nadjib Endah Wahyuningsih Esai Esti Nuryani Kasam Eva Dwi Kurniawan Evan Gunanzar Fahrudin Nasrulloh Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Fanani Rahman Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathoni Mahsun Fathurrahman Karyadi Fathurrochman Karyadi Fathurrozak Felix K. Nesi Forum Sastra Jombang Galuh Tulus Utama Gandis Uka Geguritan Gol A Gong Gombloh (1948 – 1988) Grathia Pitaloka Gus Noy Gusti Eka Hadi Napster Hadi Sutarno Halim HD Hamka Hamzah Tualeka Zn Hardy Hermawan Hasnan Bachtiar Hawe Setiawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Husnul Khotimah Ignas Kleden Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imas Senopati Indria Pamuhapsari Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. J Anto Jamal Ma’mur Asmani John H. McGlynn Jombangan Junaedi Kalis Mardiasih Kardono Setyorakhmadi Kasnadi Kemah Budaya Panturan (KBP) KetemuBuku Jombang Ki Ompong Sudarsono Kiki Mikail Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Latief Noor Rochmans Liestyo Ambarwati Khohar M Rizqi Azmi M. Aan Mansyur M. Abror Rosyidin M. Badrus Alwi M. Lutfi M. Shoim Anwar Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Mardiansyah Triraharjo Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Marjohan Massayu Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Mh Zaelani Tammaka Miftachur Rozak Muhamad Taslim Dalma Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Antakusuma Muhammad Muhibbuddin Muhammad Yasir Mukadi Mukani Munawir Aziz Musfeptial Musa Nawa Tunggal Nawangsari Niduparas Erlang Nikita Mirzani Nu’man ‘Zeus’ Anggara Nur Chasanah Nurel Javissyarqi Ocehan Oei Hiem Hwie Oka Rusmini Opini Padhang Mbulan Paguyuban Ludruk Karya Budaya Mojokerto Parimono V / 40 Plandi Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Gus Dur Prosa Puisi Purwanto Putu Wijaya R Giryadi Raedu Basha Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rama Prambudhi Dikimara Ramadhan Al-yafi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Resensi Reyhan Arif Pambudi Ribut Wijoto Robin Al Kautsar Rodli TL Rony Agustinus Rudi Haryatno Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Arimba S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Samsudin Adlawi Sasti Gotama Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Selendang Sulaiman Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Silka Yuanti Draditaswari Siti Sa'adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sugito Ha Es Suharsono Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syamsudin Walad T Agus Khaidir Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Eska Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tri Wahyu Utami Ulfatul Muhsinah (Oshin) Umar Fauzi Ballah Universitas Jember Virdika Rizky Utama Vyan Tashwirul Afkar W.S. Rendra Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Wong Wing King Yanuar Yachya Yudhistira Massardi Yusuf Suharto Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar